Mendikdasmen Abdul Mu’ti Wacanakan Coding Sejak Dini, Pengamat: Bisa Asalkan Mata Pelajaran Ini Kuat

inNalar.com – Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu’ti berencana akan memperkenalkan pelajaran coding sejak dini.

Hal ini menuai berbagai tanggapan pro dan kontra di masyarakat. Banyak yang mengaggap bahwa pelajaran ini terlalu berat jika dibebani ke siswa.

Tetapi, ada juga sebagian yang sepakat dengan kebijakan ini, karena mereka beranggapan bahwa di era kemajuan digital sekarang, anak-anak harus mulai mengenal mata pelajaran (mapel) ini sejak dini.

Baca Juga: Sering Gonta-Ganti Kurikulum, Ini Dia Tantangan Pendidikan Indonesia yang Sebenarnya

Lalu, bagaimana tanggapan pemerhati pendidikan melihat kebijakan yang diwacanakan oleh Mendikdasmen Abdul Mu’ti ini?

Menurut Doni Koesoema melalui Channel Youtube Pendidikan Karakter Utuh, pembelajaran coding perlu untuk diperkenalkan sejak ini.

Doni berpendapat bahwa anak-anak SD sekarang merupakan generasi penerus yang akan menjadi Angkatan kerja pada tahun 2045.

Baca Juga: Jadi Sekolah Terbaik di Jember, 15 SD Ini Punya Potensi Diserbu Para Murid Saat PPDB 2025

Hal ini karena dengan perkembangan digital yang sangat pesat, maka pastinya pekerjaan di masa depan sangat membutuhkan kemampuan dalam pemrograman atau coding.

Pengamat pendidikan, Doni Koesoema juga menegaskan bahwa mata pelajaran ini bukan hanya bermanfaat untuk mempersiapkan anak-anak dalam memasuki dunia kerja.

Menurut founder Pendidikan Karakter Utuh, coding juga dapat mengasah kemampuan dalam berfikir efektif dan sistematis dalam menyelesaikan suatu masalah.

Baca Juga: Daftar 17 SMP dan SMA Terbaik di Gresik Jawa Timur Buat Rujukan PPDB 2025

Kemampuan coding harus didasari dengan kemampuan matematika yang baik, oleh sebab itu anak-anak harus diperkenalkan dengan matematika sejak dini.

Bukan hanya diperkenalkan, tetapi juga harus disenangi sejak dini. Ini dapat dilakukan dengan metode belajar sambil bermain.

Namun demikian, pemerintah juga jangan hanya fokus kepada coding, tetapi juga fokus untuk membangun minat literasi.

Sebagai informasi, minat baca di Indonesia masih sangat rendah, bahkan ada beberapa temuan bahwa di Indonesia masih ada anak lulusan SMA yang belum mampu untuk membaca.

Ini menjadi keniscayaan dalam dunia pendidikan Indonesia. Ini menjadi tanggung jawab kita bersama untuk membangun pendidikan Indonesia menjadi lebih baik.

Sebagai penutup, Doni berpesan bahwa harus adanya perbaikan kurikulum yang mengintegrasikan jenjang paud dan pendidikan dasar.

Baca Juga: Ini Alasan Indonesia Masih Tertinggal Jauh Soal Publikasi Imiah Scopus, Meski Punya Banyak Universitas

Hal ini untuk menargetkan para siswa sekolah dasar untuk mampu membaca dan menulis agar dapat menyerap ilmu dengan maksimal untuk kedepannya.

Demikian informasi mengenai kebijakan pemerintah dalam memperkenal coding sejak dini.

Semoga dapat membantu Anda dalam menambah wawasan terkait perkembangan dunia pendidikan di Indonesia. ***