

inNalar.com – Pembangunan jembatan penghubung untuk Jawa-Bali diketahui telah diusulkan sejak tahun 1960.
Pada tahun 1960 pembangunan jalan tol bebas hambatan Merak-Banten-Pulau Bali telah direncanakan.
Konstruksi tersebut nantinya akan menghubungkan Pulau Sumatera, Jawa, dan Bali dengan diberi nama Tri Nusa Bima Sakti.
Baca Juga: Bikin Geger! Hiu Paus Berbobot 1 Ton Terdampar di Pantai Jimbrana Bali, Penyebab Kematiannya…
Kemudian, pada tahun 2012 diketahui bahwa usulan mengenai pembangunan jembatan penghubung Jawa-Bali sepanjang 39 km dilontarkan oleh pemerintah Banyuwangi.
Jembatan penghubung Jawa-Bali dapat dibangun dengan biaya yang sangat fantastis, baik menggunakan tipe gantung maupun terowongan bawah laut.
Selat Bali sendiri jaraknya hanya 4 km, lebih dekat apabila dibandingkan dengan Selat Madura yang jaraknya mencapai 6 km.
Namun, usulan mengenai pembangunan jembatan penghubung Jawa-Bali ini ditolak oleh masyarakat Bali akibat adanya beberapa alasan.
Salah satu alasan ditolaknya pembangunan Jawa-Bali adalah tingkat kepadatan di Pulau Bali telah mengkhawatirkan.
Apabila dibangun jembatan penghubung, maka pendatang yang masuk ke Pulau Bali akan melonjak tinggi.
Baca Juga: Sempat Berganti Nama, Bendungan Canggih Pertama di Bali Ini Dibangun Selama 5 Tahun, Investasinya…
Tanpa adanya jembatan penghubung, maka akses pendatang menuju Pulau Bali tidak akan mudah, harus menyeberangi lautan.
Melansir unggahan video youtube @sawah ndeso, hal tersebut membuat Pulau Bali yang dikenal sebagai Pulau Dewata tampak menjadi lebih eksklusif untuk dikunjungi.
Masyarakat di Pulau Dewata sendiri mengandalkan sektor pariwisata untuk memenuhi kebutuhan hidup.
Oleh karena itu, dengan tidak mudahnya akses menuju Bali, lokasi wisata di Pulau Dewata menjadi lebih eksklusif.
Pulau Dewata sendiri telah dikenal sebagai salah satu daerah dengan destinasi wisata terindah di Indonesia.
Bahkan Pulau Bali atau yang dikenal sebagai Pulau Dewata banyak didatangi oleh wisatawan lokal hingga mancanegara.***