

inNalar.com – Menghadapi pemilu 2024, Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas menghimbau masyarakat harus jeli dalam memilih capres 2024.
Terutama, kata Menag Yaqut yang harus dilihat secara baik masyarakat terlebih dahulu adalah rekam jejak capres 2024.
Apakah capres tersebut pernah melakukan tindakan-tindakan tidak terpuji, termasuk salah satu yang dicontohkan oleh Menag yaqut adalah jangan pernah pilih capres 2024 yang pernah memecah kerukunan bangsa.
Baca Juga: Bendungan Karian Banten: Bendungan Terbesar ke-3 di Indonesia yang Menghabiskan Dana Rp1,3 Triliun
“Pernah gak calon presiden kita ini memecah-belah umat? Kalau pernah jangan pilih,” kata Menag Yaqut Cholil Qoumas, dikutip dari laman kemenag.go.id.
Apalagi, lanjut Menag Yaqut, kalau sampai calon presiden membawa agama sebagai alat politik untuk memperoleh suara, masyarakat diminta untuk menghindari capres yang demikian.
Salah satu alasannya menurut Gus Yaqut agama Islam adalah sebuah agama yang diturunkan sebagai rahmatal lil ‘alamin.
Baca Juga: Daftar Mobil Listrik untuk KTT ke-43 ASEAN JAKARTA 2023, Partisipasi Industri Otomotif di Tanah Air
Sehingga rahmat agama islam harus dirasakan oleh semua makhluk yang berada di alam semesta, dalam artian bukan untuk agama Islam saja.
“Umat Islam diajarkan supaya menebarkan Islam sebagai rahmat, rahmatan lil ‘alamin, rahmat bagi semesta alam. Bukan rahmatan lil islami, tok,” ujarnya.
Untuk itu, sebagai pemilih yang cerdas masyarakat harus jeli menentukan pemimpin masa depan Indonesia yang amanah dan tanggung jawab.
Sebab, dengan adanya pemimpin yang bertanggunug jawab negara akan menjadi aman, tentram, dan tentunya jauh dari perpecahan.
Dengan demikian, jangan sampai khususnya umat Islam sembarangan dalam memilih capres 2024 nanti hanya karena kepentingan tertentu.
Hal utama yang harus diingat adalah rekam jejak calon sebagaimana himbauan dari Menag Yaqut Cholil Qoumas.
“Saya berpesan kepada seluruh ikhwan dan akhwat ini agar nanti ketika memilih para pemimpin, memilih calon pemimpin kita, calon presiden dan wakil presiden, kita lihat betul rekam jejaknya,” himbaunya.
Sebagai warga negara, kita juga berkewajiban untuk menentukan pemimpin yang benar-benar bertanggung jawab bagi masyarakat semuanya.
Bukan hanya sekedar memilih untuk kepentingan pribadi, kelompok, maupun segala kepentingan lain yang justru malah membuat perpecahan di tengah-tengah masyarakat.***