Megaproyek Senilai Rp29,5 Triliun di Jawa Barat Terancam Rugikan Negara Gegara Kebijakan Jepang

inNalar.com – Dikabarkan bahwa megaproyek Pembangkit Listrik Tenaga Uap di Jawa Barat terancam mangkrak akibat pendanaan.

Diketahui, Bank asal Jepang yang merupakan penyetor biaya pendanaan megaproyek PLTU di Jawa Barat tersebut secara tiba-tiba menghentikan aksinya.

Jepang ternyata ada kebijakan menghentikan segala jenis pendanaan proyek PLTU tersebut.

Baca Juga: Catat Pendapatan Rp51 Triliun, BUMN yang Temukan Cadangan Migas Baru di Jabar Ini Justru Alami Penurunan di…

Pembangkit listrik yang didanai oleh Jepang tersebut diketahui memiliki kapasitas sebesar 1 x 330 megawatt.

Selanjutnya, dengan adanya pendanaan dari Jepang tersebut, Pembangkit yang terletak di Indramayu tersebut kapasitasnya akan ditambah menjadi 2 x 1000 megawatt.

Biaya lanjutan proyek tersebut kira-kira menghabiskan dana Rp29,5 triliun.

Baca Juga: Dituding Mangkrak! Proyek Jembatan Senilai Rp12,9 Miliar Ini Ternyata Masih Berlanjut Tapi Salah Konsep, Progresnya…

Anggaran yang tidak sedikit tersebut, diperkirakan akan mengakibatkan negara megalami kerugian yang besar jika tidak segera tertangani.

Sebelum Jepang menghentikan pendanaannya, proyek PLTU yang terletak di Jawa Barat tersebut anggarannya berasal dari patungan antara APBN dan pinjaman dari Jepang.

Pinjaman yang berasal dari Jepang, dipusatkan berasal dari Japan International Cooperation Agency (JICA).

Baca Juga: Cuma Rp2,2 Triliun! Pengembangan Bandara di Kalimantan Selatan Ini Jadi Lebih Besar 8 Kali Lipat, 14 Pesawat Bisa Masuk?

Alasan dari Jepang yang akhirnya menegaskan untuk menghentikan segala pendanaan terkait megaproyek PLTU tersebut adalah berkaitan dengan pengurangan karbon dan emisi gas rumah kaca.

Sebelumnya, perlu diketahui bahwa pada tahun 2020 lalu, perwakilan kaum buruh tani asal Indramayu, Jawa Barat mendatangi Kedutaan Besar Jepang.

Kedatangan mereka adalah bertujuan agar pemerintah Jepang tidak lagi memberikan segala bentuk pinjaman untuk proyek Pembangkit Listrik Tenaga Uap tersebut.

Baca Juga: Sukses Cetak Laba Rp14,5 T, Pabrik Pupuk Terbesar se-Asia Tenggara Berlokasi di Bontang Kalimantan Timur Ini Bakal Babat Lahan Seluas 16 Ha, Tapi…

Para buruh tani tersebut telah merasakan dampak negatif yang signifikan atas adanya megaproyek di daerah mereka.

Seperti diketahui dari laman Walhi, Pemerintah Jepang telah berkomitmen agar pada tahun 2025 mendatang nol karbon dapat tercipta di seluruh negara.

Tentu saja, dengan adanya megaproyek PLTU di Jawa Barat tersebut, target yang dipasang Jepang tidak akan tercapai sampai kapanpun.

Baca Juga: Skuad Jepang di Ajang Bulutangkis Thailand Masters 2024, Ada Kento Momota dan Pasangan Baru

Oleh karena itu, setelah mencapai kesepakatan, Jepang memutuskan untuk menghentikan segala bentuk pendanaan ke proyek lanjutan tersebut. ***

 

Rekomendasi