

inNalar.com – Inovasi yang ditawarkan China setiap tahunya sungguh tidak dapat diprediksi, seperti mega proyek pembuatan kolam raksasa di tengah gurun pasir diperuntukkan untuk budidaya ikan air asin.
China memiliki kawasan lahan kosong yang luas, terbentang dari sisi utara sampai selatan dan barat hingga timur.
Namun, tidak semua lahan yang berada di negara tersebut dapat dipergunakan sebagai peternakan atau budidaya ikan.
Baca Juga: Hanya Berukuran 4,7 Km2, Penduduk Desa di Tengah Samudera Pasifik Ini Terancam Tenggelam
Karena sepertiga dari luas negara mereka adalah hamparan padang pasir yang keadaanya mirip dengan Arab Saudi, dimana tidak adanya sumber air dan tidak kondusifnya lingkungan.
Negara tirai bambu ini memiliki seribu cara untuk memanfaatkan wilayah padang pasir yang gersang untuk berbagai kepentingan.
Sektor produksi pangan adalah langkah yang diambil china guna pemanfaatan daerah gersang itu, mega proyek pertanian, perikanan serta penanaman tumbuhan hijau akan digencarkan oleh mereka.
Baca Juga: Menilik Pembangunan Jembatan Terpanjang di Dunia yang Jadi Proyek Ambisius China
Provinsi Ganzu yang terletak di wilayah barat laut dan wilayah Xinjiang, merupakan contoh dari daerah yang hampir tidak bisa digunakan karena speruh dari wilayahnya merupakan gurun yang tandus.
Tetapi masalah tersebut dapat diatasi oleh negara itu dengan mega proyek tidak masuk akal yaitu pembuatan tambak atau budidaya ikan.
Hal tersebut dilakukan guna pemanfaatan lahan yang mereka miliki serta digunakan sebagai lapangan pekerjaan bagi masyarakat ganzu dan xinjiang.
Baca Juga: Telan Biaya Rp 4,2 triliun, China Sulap Tambang Terbengkalai Jadi Hotel Bawah Tanah Pertama di Dunia
China memiliki tekniknya sendiri untuk membuat gurun tersebut dapat menampung air dengan kapasitas yang banyak.
Yaitu dengan dilakukanya penggalian tanah untuk membuat kanal air yang dapat mengalirkan berkubik-kubik air dari perairan laut.
Mereka akan mencari sumber air laut paling dekat dari kawasan Ganzu yang digunakan sebagai penyuplai cadangan air untuk keberlangsungan budidaya ikan.
Selain pembuatan kanal, mega proyek ini juga menggunakan sistem tradisonal dari China yang biasa disebut dengan kares.
Sistem kares adalah cara atau metode guna menyalurkan air melewati bawah tanah dan di sepenjang jalurnya akan dibuat lobang-labng yang menembus ke aliran sungai.
Penggunaan sistem ini telah dipakai masyarkat sejak 2000 tahun silam, dan masih lanjut dipakai hingga saat ini.
Sebenarnya pembangunan budidaya ini telah dilaksanakan sejak lama, pada tahun 2001 sebuah perusahaan menginvestasikan uang untuk mega proyek ini sebesar $ US 16 juta.
Hal tersebut digunakan untuk mengembangkan peternakan ikan di kawasan gurun, meskipun terdapat kendala saat pembangunanya.
Sekarang kawasan Ganzu dan Xinjiang adalah tempat budidaya ikan air asin dan air tawar tersbesar di China dan telah menjadi penyuplai ikan terbesar, karena penggunaan sistem irigasi tersebut.
Selain di kawasan gurun, mega proyek budidaya salmon lainya juga bisa ditemukan di kawasan laut kuning.
Dengan bangunan seperti kilang minyak raksasa berjumlah 8, di dalamnya terdapat sangkar yang bisa menampung 3000.000 salmon dan menghasilkan 1.500 ton per tahunya.
Negara tirai bambu ini telah membuktikan bahwa teknologi yang mereka ciptakan dan kuasai dapat mengatasi krisis yang dialami.***(Wahyu Adji Nugraha)