

inNalar.com – Situs berita dari Ibrani mengungkapkan bahwa pada Jumat, 12 Januari terdapat 4.000 tentara Israel menjadi cacat sejak awal perang di Jalur Gaza.
Perkiraan tersebut menunjukkan bahwa jumlahnya bisa meningkat menjadi 30.000.
Situs tersebut menganggap seranan Hamas pada 7 Oktober silam telah menyebabkan Israel terlibat dalam perang yang belum dialami sebelumnya.
Namun, berkat perawatan berkualitas tinggi yang diberikan oleh tim medis, mereka yang mengalami cedera parah dapat bertahan hidup.
Meskipun begitu, situs tersebut menambahkan bahwa tentara Israel tidak memberikan semua data tentang korban luka kepada publik.
Hal tersebut dilakukan karena khawatir hal itu akan menurunkan moral masyarakat.
Saat ini, sekitar 4.000 tentara (penyandang disabilitas) telah diakui menurut klasifikasi 3.
Hal tersebut berarti mereka berhak atas semua perlakuan dan hak yang dinikmati oleh penyandang disabilitas di tentara Israel tanpa diakui secara resmi dengan cara ini.
Laporan tersebut mencatat bahwa gaji diberikan kepada tentara yang terluka dan perawatan mereka tanpa perlu membuktikan apa pun.
Selain itu, proses rehabilitasi akan segera dimulai untuk mengintegrasikan mereka kembali ke dalam kehidupan.
Situs tersebut juga mengungkapkan bahwa ada banyak orang terluka yang anggota tubuhnya diamputasi, serta mereka yang buta dan lumpuh.
Sebagai solusi atas banyaknya tentara yang harus dinonaktifkan, Tentara Israel mengumumkan wajib militer 360.000 tentara cadangan dalam perang yang sedang berlangsung melawan Hamas.
Hingga Jumat pagi 12 Januari 2024, jumlah perwira dan tentara yang tewas di angkatan darat sejak awal perang mencapai 520 orang.
Korban tersebut termasuk 186 orang sejak dimulainya perang darat di Gaza.
Hingga saat ini perang memasuki hari ke-100, korban tewas dari konflik antara Israel dan Hamas mencapai lebih dari 23.000 jiwa.
Jumlah korban tersebut sebagian besar adalah anak-anak, perempuan, dan lansia.***