

inNalar.com – Siapa sangka, Kabupaten Merauke di Papua telah menjadi salah satu tumpuan lumbung pangan nasional sejak zaman kolonial Belanda.
Bisa jadi salah satu faktor besar itulah yang menggelitik Kementerian PUPR bergerak cepat menyelesaikan perbaikan jalan daerah di Kawasan Sentra Pertanian ini.
Melalui Instruksi Presiden (Inpres), perbaikan jalan yang dilaksanakan di Distrik Tanah Miring ini berhasil selesai sejak 29 Desember 2023.
Adapun beberapa paket pengerjaan di sepanjang 5 kilometer lintasannya meliputi rekonstruksi, jalan diperlebar, hingga marka jalan pun dicat rapi dan tertata.
Perlu diketahui, bahwa melalui Inpres Nomor 3 Tahun 2023, anggaran untuk memugar jalan daerah per Mei 2023 lalu sebesar Rp14,6 triliun.
Berkat dana tersebut, Kabupaten Merauke mendapatkan jatah perbaikan jalan daerah di tiga wilayah kerja.
Melansir dari BPJN Merauke, pada ruang lingkup satuan kerja wilayah II Provinsi Papua diketahui ada tiga daerah yang masuk dalam paket pengerjaan ini.
Jalur yang masuk dalam paket inpres ini antara lain meliputi ruas Yasa Mulia- Simpang Amungkai.
Selanjutnya adalah Jalan akses menuju Kawasan Sentra Produksi Pertanian di Distrik Tanah Miring, dan ruas jalan Kepi – Mur yang ada di Kabupaten Mappi.
Baca Juga: Telan Dana Rp1,6 Triliun, Pembangunan Bendungan di Trenggalek Ini Malah Bikin Jalanan Rusak
Semakin mulus jalan menuju lahan lumbung pangan nasional tidak hanya memberikan efek kebahagiaan bagi para pelaku pertanian saja.
Para warga yang tinggal di sekitar Distrik Tanah Miring kini pun dapat semakin terkoneksi dengan baik berkat sarana lalu lintas jalan yang lega dan tidak bergeronjal.
Namun tahukah bahwa ada yang istimewa dari lumbung pangan nasional yang telah dibidik Pemerintah RI sebagai salah satu tumpuan food estate negara ini?
Baca Juga: Merugi Rp186 Miliar! Megaproyek Jembatan Mangkrak di Kalimantan Timur Sampai Didatangi KPK
Kabupaten Merauke tidak kalah potensialnya dari Kalimantan Tengah dan Sumatera Utara dalam hal potensi lahan produksi pertanian.
Luas lahan pertanian yang potensialnya mencapai 1,28 juta hektare dengan komoditas paling unggulnya adalah tanaman padi.
Menariknya, kawasan lumbung pangan nasional yang ada di Kabupaten Merauke ini pun ternyata sudah menjadi bagian dari program lumbung pangan sejak pemerintahan Hindia belanda, tepatnya pada tahun 1939.
Sedikit mengungkap penelitian milik Made Oka A. Manikmas dari Pusat Penelitian dan pengembangan Tanaman Pangan.
Made Oka A. Manikmas mengungkap bahwa tanah Merauke sangat potensial untuk menyokong ketahanan pangan nasional dari ujung timur Indonesia.
Dengan adanya potensi lahan produktif padi seluas 1,9 juta hektare, jika digarap dengan penuh kesungguhan maka hasilnya akan mampu membuat negeri kita tidak perlu lagi impor beras ke Vietnam dan Thailand sebanyak 1,2 juton per hektar.
Hasil panen padi yang berlimpah bagi daerahnya sendiri sangat mencukupi kebutuhan lokal, sehingga surplus produksinya bisa digunakan untuk memasok daerah lainnya.
Tentunya program Merauke Integrated Rice Estate (MIRE) apabila terus didorong oleh Pemerintah Daerah dan Pusat, diharapkan mampu menumbuhkan pendapatan USD 1.500 per kapita per tahun.
Sebagai informasi tambahan, lahan pertanian bekas warisan pengembangan Pemerintah Kerajaan Belanda ini sebelumnya dinamakan dengan Kumbe Rice Estate.
Baca Juga: Besaran Laba Bersihnya Meroket, PT Cemindo Gemilang Catatkan Penurunan Jumlah Utang
Semoga tagline “Ketahanan Pangan Bangkit dari Ufuk Timur NKRI” suatu saat nanti akan kembali menjayakan tanah Papua, Merauke, hingga kemandirian pangan Indonesia secara meluas. ***