
inNalar.com – Kota Medan, Sumatera Utara, yang punya puluhan gedung pencakar langit ternyata pernah punya proyek gedung tinggi mangkrak. Gedung ini sampai mendapat julukan sebagai gedung pencakar langit “Rp200 Miliar”.
Alhasil, Medan gagal memiliki ikonik baru yang sebagai barometer daerah maju. Proyek mangkrak itu adalah gedung kembar Pelindo Regional 1 di Belawan.
Melansir laman resmi Pelindo, Selasa 3 Juni 2025, gedung kembar Pelindo Regional 1 dibangun sekitar tahun 2018 sebagai pengganti kantor pusat lama di Jalan Krakatau, Medan.
Baca Juga: 5 Khutbah Idul Adha PDF 2025 Beragam Tema dan Judul Menyentuh Hati
Proyek tersebut rencananya selesai pada awal 2019 dengan hasil dua Menara megah setinggi 8 lantai, lengkap dengan fasilitas ekslusif seperti kolam renang di rooftop.
Anggaran pembangunan gedung pencakar langit di Medan ini sangat fantastis yakni sekitar Rp 200 miliar. Dana ini digunakan untuk kontruksi dua Menara dan fasilitas pendukungnya.
Terdapat indikasi kuat bahwa megaproyek ini mendapat suntikan anggaran agar terlihat lebih mewah dan megah. Namun berakhir mubazir karena gedung tidak sepenuhnya terpakai.
Baca Juga: Ini 5 Sekolah Termahal di Yogyakarta, Biayanya Ada yang Sampai Rp 200 Juta
Berdasarkan penelusuran inNalar, detail kontraktor pelaksana resmi tidak ditemukan jejaknya. Namun proyek Rp 200 miliar ini dikelola oleh PT Pelabuhan Indonesia (persero) Regional I Belawan.
Lebih lanjut, kontraktor lokal seperti PT Adhimascipta Dwipantara dan PT Anla Raksa turut terlibat dalam pembangunan Pelabuhan. Namun, untuk gedung kembar pihak Pelindo mengontrak beberapa pelaksana kontruksi.
Yang pasti, proyek ini merupakan tanggung jawab Direksi Pelindo Belawan (saat itu dipimpin oleh Dirut Bambang Eka Cahyono) Bersama tim perencana internal Pelindo.
Baca Juga: Alur Pendaftaran SPMB Yogyakarta 2025 SMA/SMK, Siswa Wajib Cek 5 Hal Penting di Bulan Juni
Dari pantauan di lokasi, saat ini bangunan Menara kembar Belawan tidak berfungsi optimal. Terlihat hanya lantai 1-4 dari masing-masing Menara yang dipergunakan, sementara lantai 5-8 hingga kini kosong melompong.
Artinya Sebagian besar ruang kantor dibangun tanpa terisi. Beberapa fasilitas mewah seperti kolam renan atap tak pernah difungsikan.
Gedung ini tampak megah dari luar, tetapi lantai atasnya terbengkalai dan tidak ada aktivitas sama sekali.
Baca Juga: Arsitektur Mewah! Fasilitas Eksklusif di 3 Gedung Pencakar Langit Yogyakarta Telan Biaya Mentereng
Secara praktis, gedung pencakar langit di Medan ini mangkrak, Sebagian besar bangunan tidak beroperasi.
Sejumlah pengamat menyatakan masalah Utama dari proyek ini adalah perencanaan dan manajemen pembangunan yang keliru.
Ada indikasi kesalahan kajian sehingga kapasitas gedung berlebihan. Gedung kembar dibangun terlalu besar tanpa kebutuhan riil, sehingga menimbulkan pemborosan.
Baca Juga: Gelombang PHK Massal TikTok Shop Capai 2.500 Orang, Karyawan dari Dua Divisi Ini Terdampak
Sejumlah sumber juga menyebut bahwa pejabat Pelindo kala itu lebih mementingkan citra bangunan mewah daripada fungsi esensial, tanpa memperhatikan aspek manfaat secara menyeluruh.
Hingga kini pihak PT Pelindo Regional I belum buka suara atas kasus mangkraknya gedung megah di Medan tersebut.
Pelindo hanya menyatakan dukungan pada upaya antikorupsi secara umum, tanpa merinci kasus ini. Di sisi lain, Pemkot Medan juga belum mengeluarkan pernyataan khusus tentang gedung Pelindo mangkrak.
Baca Juga: Pendidikan Indonesia vs Vietnam, Mana yang Lebih Unggul? Begini Laporan Terbaru PISA
Isu korupsi dalam proyek ini beredar di kalangan public. Beberapa pihak menuduh ada indikasi suap atau manipulasi anggaran, meski belum ada penetapan tersangka.
Salah satu indikatornya adalah kunjungan penyidik KPK ke Pelindo beberapa tahun lalu terkait proyek Pelabuhan Belawan, termasuk gedung kembar.
Saat itu Dirut Pelindo, Bambang Eka Cahyono, sempat diperiksa KPK tapi meninggal sebelum proses lanjut.
Baca Juga: Atasi Kelangkaan BBM di Bengkulu, Pertamina Patra Niaga Optimalkan 2 Layanan Antar Khusus
Terbaru, Kejaksaan Tinggi Sumatera Utara menyelidiki serangkaian dugaan mengkrak proyek Pelindo Belawan, salah satunya adalah Gate 3 Pelabuhan Belawan.
Kejati Sumut kala itu memeriksa belasan pejabat Pelindo terkait proyek ini.
Di sisi lain, hingga kini belum ada laporan resmi BPK (audit) yang mempublikasikan temuan soal pembangunan kantor Pelindo di Belawan. Namun DPRD Sumut menyebut banyak proyek mangkrak di daerah ini, mulai dari sekolah hingga rumah sakit.