
inNalar.com – Maluku Utara berhasil mencetak prestasi baru dalam hal pertumbuhan ekonomi nasional. Hal ini sebagaimana diungkap dalam lampiran Perpres Nomor 12 Tahun 2025 dalam lampirannya.
Pada evaluasi kinerja Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN 2019-2023) dalam lima tahun terakhir, Maluku Utara dan satu daerah lainnya berhasil menjadi provinsi dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi di Indonesia.
Adapun penyangga kuat yang memicu ekpansi positif di bidang ekonomi daerahnya tersebut mencakup geliat sektor industri pengolahan dan pertambangan.
Baca Juga: Tips Mahasiswa Anti Gabut! Ini 7 Aktivitas Cara Mengisi Liburan Semester agar Tetap Produktif
Sulawesi Tengah mengalami perluasan ekonomi yang serupa dan hasil kinerja dari kedua sektor manufaktur tersebut juga menjadi primadonanya.
Data terbaru tingkat nasional ini sebagaimana dibeberkan dalam evaluasi RPJMN (2019-2023) sebagaimana kutipannya disebutkan sebagai berikut.
“Provinsi Maluku utara dan Provinsi Sulawesi Tengah merupakan provinsi dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi. Hal tersebut didorong oleh kinerja sektor industri pengolahan dan pertambangan,” dikutip dari lampiran Perpres Nomor 12 Tahun 2025.
Baca Juga: ALHAMDULILLAH, Pensiunan PNS Berpotensi Peroleh Rapelan Gaji Lebih Gede di Tahun 2026, Ini Alasannya
“Berdasarkan peningkatan capaian selama 5 tahun (2019-2023) di daerah, pertumbuhan ekonomi di wilayah Maluku lebih tinggi dibandingkan wilayah lainnya.”
Salah satu sektor pengolahan yang paling memberikan kontribusi positif di ranah Nasional adalah industri baja.
Maluku Utara bersama dengan Sulawesi Tengah dan Sulawesi Tenggara menjadi provinsi penyangga industri ini bisa berkembang pesat.
Dalam hal ini negara ekspor tujuan terbesar daerah produsen baja salah satunya adalah China. Selain itu, adanya peningkatan produksi domestik untuk produk ferronikel juga turut memberikan sumbangsih ekonomi daerahnya.
Menurut data BPS Malut 2025, laju ekspansi ekonomi provinsi ini berhasil naik positif hingga 13,73% (2024), dari tahun sebelumnya 22,94% (2022) dan 20,49% (2023).
Meski laju ekonominya tampak menurun, tetapi nilai batasnya berada di atas angka rata-rata nasional yang berkisar dari 4,7% sampai dengan 5,2% merujuk pada data triwulan I tahun 2025.
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Maluku Utara sendiri meningkat dalam tiga tahun belakangan.
Dari tahun 2021 – Rp70,902 miliar menuju 2022 – Rp85,143 miliar, PDRB provinsi ini melesat naik sekitar 20%.
Lalu, dilanjutkan kembali dengan adanya pertumbuhan ekonomi terevaluasi positif di tahun 2023 – Rp95,787 miliar, yakni meningkat sebesar 12,5%.
Baca Juga: Link Live Streaming Real Madrid vs Borussia Dortmund Piala Dunia Antarklub 2025
Pertumbuhan PDRB Maluku Utara ini menandakan bahwa pergerakan ekonomi provinsinya mengarah pada progres yang sangat positif.
Di balik gerak dinamis ekonominya, provinsi ini dikuatkan oleh deretan program pemerintahan yang efektif. Apa saja?
Program strategis yang mendukung pertumbuhan PDRB Maluku Utara sendiri di bidang pengolahan mencakup sebagai berikut.
Dikutip dalam dokumen RPJMN 2019-2023, program strategis yang dimaksudkan mencakup pemberlakua izin operasional dan mobilitas kegiatan industri; insentif pajak penjualan atas barang mewah ditanggung pemerintah sektor otomotif.
Selanjutnya, program strategis peningkatan penggunaan produk dalam negeri, peningkatan jumlah standar nasional Indonesia industri; Program Making Indonesia; pengembanga sekolah menengah kejuruan link and match industri; sertifikasi tenaga kerja industri; serta program harga gas bumi tertentu.
Melansir dari situs resmi Provinsi Maluku Utara, berdasarkan data sistem industri nasional (SIINAS) tahun 2022 tercatat ada 27 perusahaan yang memegang izin usaha pertambangan di daerahnya.***