

inNalar.com – Jembatan terpanjang di Indonesia ini barangkali sudah mulai bisa ditebak berada di mana. Pasalnya, infrastruktur ini telah menjadi ikon besar bagi dua daerah yang ada di Jawa Timur.
Jembatan ini memakan waktu dan biaya dalam pengerjaannya yaitu dikerjakan dalam 49 tahun dan menghabiskan Rp4,5 Triliun uang negara.
Infrastruktur megah ini dibangun untuk menghubungkan dua daerah di Provinsi Jawa Timur, yakni Kota Surabaya dan Pulau Madura.
Oleh karena itu, penamaan infrastruktur ini pun diambil dari gabungan kedua daerah di Jawa Timur, yaitu Jembatan Suramadu.
Terbentang megah melintasi Selat Madura, jembatan ini panjangnya mencapai 5.438 meter. Inilah yang membuatnya dinobatkan sebagai jembatan terpanjang di Indonesia.
Namun, belum banyak yang mengetahui bahwa Jembatan Suramadu ini dirancang jauh sebelum akhirnya beroperasi di tahun 2009.
Sosok dibalik perancang Jembatan tersebut adalah Prof. Dr. Ir. Sedyatmo, seorang insinyur legendaris di bidang pembangunan infrastruktur lulusan Technische Hoogeschool te Bandoeng.
Universitas yang menjadi almamater Prof Dr Sedyatmo sekarang dikenal dengan nama Institut Teknologi Bandung (ITB).
Ternyata, Sedyatmo telah merancang desain Jembatan Suramadu pada tahun 1960-an. Akan tetapi, realisasi pembangunannya tertunda lama.
Niat pembangunan Jembatan penghubung Surabaya – Madura ini pun kian menguat saat B.J. Habibie mulai ditugaskan untuk meneruskan infrastruktur berharga ini.
Namun, pembangunannya kembali tertunda disebabkan oleh krisis moneter yang melanda Indonesia kala itu.
Pada 20 Agustus 2003, Presiden RI ke-5 Megawati Soekarnoputri pun mengangkat pentingnya keberadaan Jembatan Suramadu untuk direalisasikan demi kemudahan akses masyarakat yang tinggal di Pulau Madura.
Baca Juga: Dibangun Sejak 2010, Ternyata Proyek PLTU di Kalimantan Utara Ini Sempat Mangkrak, Apa Masalahnya?
Demi mengejar ketertinggalan perekonomian Pulau Madura di Jawa Timur kala itu, akhirnya pada pembangunan jembatan yang menghabiskan dana sebesar Rp 4,5 triliun ini pun dimulai dan berlangsung selama 6 tahun lamanya.
Hingga akhirnya, pada 10 Juni 2009, Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono meresmikan Jembatan Suramadu yang kini menjadi ikon jembatan terpopuler di Indonesia.
Keberadaan jembatan megah ini telah mendorong multiplier effects yang sangat dirasakan terutama bagi penduduk Kabupaten Bangkalan dan Kabupaten Sampang, Madura.
Arus lalu lintas baik berupa orang dan barang semakin meningkat pesat dari Madura menuju Surabaya, begitu pun sebaliknya.
Hal tersebut berujung pada terlihat adanya peningkatan laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Madura sendiri pada tahun 2007, yakni sebesar 5,09 persen dibanding tahun sebelumnya.
Bahkan, setelah adanya Jembatan Suramadu ini, dampak positifnya sangat terasa di tahun 2011 dimana PDRB pada tahun tersebut menunjukkan empat kabupaten yang ada di Pulau Madura kian menunjukkan hasil yang menggembirakan.
Meski penantian Jembatan Suramadu sangat lama hampir setengah abad, yakni mencapai 49 tahun, tetapi keberadaannya kini tidak hanya menjadi dampak besar bagi perekonomian wilayah Surabaya dan Madura saja.
Tetapi infrastruktur ikonik ini berhasil mencuri perhatian seluruh masyarakat Indonesia dengan desain kemegahan yang menjulang di tengah panorama eksotis Selat Madura yang diapit oleh dua daratan perkotaan.
Dengan demikian, meski pada akhirnya pembangunannya menelan biaya Rp4,5 Triliun, dampak positif yang diraih sangat dirasakan oleh masyarakat, terutama di daerah Madura sendiri.
Keberhasilan ini tentu tidak lepas dari peranan berbagai tokoh nasional yang secara berkesinambungan berusaha mewujudkan jembatan termegah di Jawa Timur ini.***