Makan Investasi Rp25,8 Triliun! Megaproyek Tower Supertall di Jakarta Selatan 11 Tahun Masih Jadi Proposal


inNalar.com – Megaproyek gedung pencakar langit kategori supertall yang rencananya dibangun di kawasan Rasuna Episentrum, Jakarta Selatan agaknya masih menjadi proposal.

Dengan rancang bangunan yang menjulang tinggi hingga 530 meter, Megaproyek Pertamina Tower ini digadang mampu melampaui ketinggian 382,9 meter Autograph Tower yang kini statusnya masih menjadi gedung pencakar langit tertinggi di Indonesia.

Demi proyek ini, Pertamina meniatkan diri untuk siapkan dana USD 1,7 miliar guna mewujudkan proyek megah futuristik terbangun di kawasan elit Jakarta Selatan.

Baca Juga: Megah di Ketinggian 5.400 Mdpl, Menara BTS Tertinggi di Indonesia Dibangun Penguasa Sinyal Terkuat Papua

Bahkan, perusahaan minyak raksasa RI ini menggaet sejumlah profesional asing sebagai konsultan proyeknya, Yaitu, Skidmore Owings Merrill sebagai konsultan utama dan Turner International sebagai konsultan project management.

“Yang kedua terlibat dalam penggarapan proyek fenomenal gedung tertinggi di dunia Burj al Khalifa, Dubai-UEA,”sebagaimana dikutip dari keterangan tertulis dari laman Pertamina yang sudah diumumkan pihaknya pada 12 Desember 2013 lalu.

Disebutkan dalam akun resminya, calon gedung pencakar langit RI yang baru ini seharusnya ditarget mampu selesai pada tahun 2020.

Baca Juga: Pertama di Dunia, Sirkuit Mandalika NTB Dipoles Aspal Ramah Lingkungan: Bahannya Sedot Dana Rp950 Miliar?

“Tujuannya supaya mengubah mindset pekerja untuk bekerja secara gesit agar bisa bersaing secara internasional,” ucap Karen Agustiawan pada tahun 2013 yang kala itu masih menjabat sebagai Dirut Pertamina.

11 Tahun silam berlalu, niat perusahaan minyak nasional menjadikan megaproyek gedung pencakar langit ini sebagai citra transformasi perusahaannya yang World Class Energy Company rupanya masih saja teronggok menjadi sebuah proposal.

Namun jika mengingat kembali betapa akan jadi megahnya megaproyek ini menjulang megah di kawasan elit Jakarta Selatan, Pertamina Tower yang dirancang bakal memiliki corong angin di pucuk menaranya digadang mampu tamping 23 ribu pekerjanya.

Baca Juga: Megaproyek Hotel Megah Rp100 Miliar Diharap Geliatkan Bisnis di IKN, Jokowi Wanti-Wanti Keras Soal Ini

Rencananya, gedung tersebut akan dibangun di atas lahan Jakarta Selatan seluas 5,7 hektare dengan luas bangunannya melega lapang hingga 540.000 meter persegi.

Dengan luas bangunan demikian, bisa dibayangkan betapa luas dan megahnya gedung tersebut? Bahkan dengan luas tersebut, Pabrik Mobil Listrik terluas di Korea Selatan sekelas Hyundai saja terhitung lahannya saja yang melapang, bukan bangunannya.

Jika rencananya mulus berjalan, megaproyek pembangunan gedung supertall ini bakal melibatkan BUMN seperti PT PP dan PT Hutama Karya.

Baca Juga: Kian Bersolek, Proyek Beautifikasi Stasiun Tertua di Yogyakarta Bakal Jadi Stimulus Ladang Traffic KAI

“Pertamina Energy Tower akan menjadi gedung tertinggi di Indonesia yang pertama menggunakan konsep eco green,” ungkap Luhur Budi Djatmiko yang pada 11 tahun silam menjabat sebagai Direktur Umum Perusahaan Energi Raksasa RI.

Ucapnya lebih lanjut, megaproyek yang diproyeksi bakal dibangun di Jakarta Selatan ini digadang mampu selesai dalam jangka waktu 6 tahun sejak groundbreaking terlaksana pada tahun 2013.

Namun hingga kini realisasi belum juga terlihat di kawasan Jakarta Selatan. Padahal apabila proyek tersebut mampu direalisasikan sesuai janjinya, tower supertall ini akan menjadi green building Indonesia yang akan berdiri gagah di antara kawasan area hijau yang mendominasi hingga 55%.

Baca Juga: Telan Investasi Rp25 Miliar, Megaproyek Teras Hutan IKN Bakal Jadi Magnet Investor Kelas Dunia

Megaproyek fenomenal yang digadang jadi yang termegah di kawasan elit Jakarta Selatan ini pun tidak hanya menggaet konsultan profesional dari luar negeri, konsulten arsitek dalam negeri sepert PT Airmas Asri pun bakal digandeng. 11 Tahun berlalu, lantas apa yang membuat proyek fenomenal ini gagal realisasi hingga sekarang?

Ketahui dahulu, megaproyek ini bukanlah sekadar proyek gedung pencakar langit biasa. Ketinggiannya yang di atas 500 meter membuatnya masuk dalam kategori supertall.

Pertamina Energy Tower yang digadang akan bersusun 99 lantai ini terpentok permasalahan klasik, yakni masalah pendanaan.

Baca Juga: Disokong China Rp200 M! Tebing Bali Bakal Dihiasi Lift Kaca Semegah Elevator Tertinggi dan Terberat di Dunia

Bagaimana tidak, investasi proyeknya saja menembus USD 1,7 miliar. Artinya jika dirupiahkan dengan kurs idr terkini (Rp15.177), maka nilainya mencapai Rp25,8 triliun.

Dengan segudang prestasi jejak Pertamina hingga tahun 2024, mampukah perusahaan energi nasional ini menggerakkan kembali megaproyek ambisius ini?

Hingga target prioritas pihaknya di tahun 2024, proyek ini belum masuk kembali menjadi fokusannya. Hal tersebut dimungkinkan karena prioritasnya dalam upaya menstabilkan BBM satu harga demi ikut mengentaskan kemiskinan yang ditarget mempelosok hingga 490 titik daerah.

Walau bagaimana pun, proyek ini dapat menjadi angin segar masa depan RI dalam membangun infrastruktur megah futuristik berbasis green building sejalan dengan upaya pembangunan berkelanjutan.***

Rekomendasi