Makam Tersembunyi Orang Paling Kaya Indonesia Ternyata Berada di Pelosok Pedesaaan Kediri


inNalar.com –
Di Kota Kediri terdapat area pemakan tua yang berusia ratusan tahun berada di lereng gunung klotok yang bernama bong chino yang merupakan makam pecina di kota kediri.

Tempat tersebut terkenal karena terdapat makan yang sangat mewah milik seorang pimpinan PT Gudang Garang yang menjadi salah satu orang terkaya di indonesia.

Sangat terlihat perbedaannya, makam tersebut memiliki keistimewaan dengan penjagaan yang ketat oleh petugas keamanan yang biasanya berjumlah 4-5 orang satpam PT Gudang Garam. Penjagaan dilakukan 24 jam dan terbagi dalam waktu pagi, siang, dan malam. 

Baca Juga: Per Kilometernya Telan Rp 1 Triliun, Jalan Tol dari Bambu Terpanjang di Dunia Ini Dibangun di Semarang

Mengingat tradisi masyarakat tionghoa yang ikut menguburkan harta kekayaan dalam pemakaman, maka tidak heran pengamanan dilakukan oleh keluarga beliau untuk menjaga pemakaman tersebut selama 24 jam. 

Pak Rahman Halim memiliki nama lain Tjoa To Hing. Sebelum beliau meninggal pada tahun 2008 ia masuk sebagai orang terkaya di Indonesia dengan total kekayaan 32 triliun rupiah. 

Beliau sangat terkenal di indonesia, khusunya di kota kediri. Dimana tempat PT Gudang Garam berdiri. Perusahaan ini merupakan perusahaan rokok terbesar di indonesia dan setiap tahunnya pemiliki PT Gudang Garam masuk dalam daftar orang terkaya di indonesia termasuk juga di asia tenggara.

Baca Juga: Bazaar UMKM BRILiaN BRI Lesatkan Bisnis Klaster Petani Salak Sumatera Utara

Dengan kesuksesannya yang luar biasa, PT Gudang Garam memberikan kontribusi yang besar bagi kondisi kota kediri, baik dalam perkembangan ekonomi daerah maupun kesejahteraan masyarakat kediri.  

Dengan kontribusinya yang besar pada kota kediri, sehingga tidak heran apabila kota kendiri menjadi kota terkaya di indonesia.

Apabila anda berkunjung ke kediri, anda dapat merasakan betapa berpengaruhnya perusahaan tersebut dalam perkembangan kota kediri. Keberadaannya yang sangat dibanggakan oleh warga sekitar, serta dikenal dengan keluarga yang baik hati.

Baca Juga: Menilik Bukit Hyundai, Destinasi Wisata Baru Ditengah Hiruk Pikuk Bekasi

Salah satu pimpinan gudang garang pada generasi kedua yang bernama rahman halim terkenal sifatnya yang sangat merakyat.

Kepribadiannya yang dermawan yang sering membagikan angpao kepada puluhan ribu masyarakat. Sehingga tidak heran ketika beliau meninggal di tahun 2008, banyak sekali warga kediri yang turun ke jalan untuk memberikan penghormatan terakhir. 

Beliau dimakamkan di bong chino atau biasa dikenal dengan pemakanan pecinan tua diwilayah kediri. Lokasi pemakaman ini berada di kecamatan mojoroto atau dapat ditemput dengan jarak 6km dari pusat kota kediri. 

Baca Juga: Kenali Ciri Diskalkulia, Gangguan Kecerdasan yang Buat Anak Sulit Belajar Matematika

Sebelum masuk ke area pemakaman terdapat gerbang pintu masuk yang megah. Meskipun pemakaman tersebut terlihat mewah, tidak disangka bahwa tepat dibelakang wilayah tersebut terdapat tempat pembuangan sampah akhir kabupaten kediri. 

Melihat bentuk makam makam di pemakaman tersebut kita dapat menilai bahwa hanya orang orang kaya saja yang bisa membangun makam disini. 

Ketika kita melihat makan bapak rahman salim, akan terasa sekali kemewahannya. Makam yang dikelilingi dengan tembok setinggi 2 m dengan dihiasi patung kura kura.

Baca Juga: Eksotisme Kampung Tertua di Bali, Tradisi Uniknya Sukses Memikat Hati Turis Mancanegara

Penggunaan patung kura kura ini dianggap sebagai simbol kebijaksanaan, keabadian, dan penjaga surga  oleh masyarakat tionghoa. Kemudian pada sisi tembok lainnya dihiasi dengan patung naga yang dianggap sebagai binatang pembawa keberuntungan.

Dibalik tembok tersebut terlihat nisan sang bos gudang daram ini berada. Makam ini memiliki luas 2000 meter persegi. Makam dibuat seperti taman yang menyegarkan dan menyejukan dengan nuansa hijau, tidak ada kesan menyeramkan sama sekali. 

Kemegahan dan luasnya makam ini dibuat berdasarkan kepercayaan masyarakat tionghoa, dimana hal tersebut menunjukkan status mendiang semasa hidup. Sehingga semakin luas dan megah makan seseorang, berarti menunjukan beliau semasa hidup merupakan orang yang sangat hebat dan memiliki status sosial yang tinggi. 

Sehingga tidak heran juga apabila masyarakat tionghoa juga menguburkan harta mereka, karena mereka percaya meski seseorang telah meninggal sang mendiang masih memerlukan beberapa kebutuhannya seperti ketika masih hidup didunia. (***Gebriel Hemas)

 

Rekomendasi