

inNalar.com – Sumatera Barat punya kisah kelam memilukan yang mungkin jadi memori paling berat bagi warga desa di Padang Pariaman ini.
Desa yang hilang di Padang Pariaman ini bernama Lubuk Laweh. Kini, kehidupan kampung itu sunyi senyap usai masuk ke perut bumi akibat gempa dahsyat yang mengguncang Sumatera Barat pada 2009 silam.
Situasi mencekam kala itu digambarkan dengan setidaknya tiga desa di Padang Pariaman ini hilang di balik ke dalam perut bumi hingga menewaskan 200 korban jiwa.
Jumlah tersebut baru catatan yang dapat dievakuasi dan dikuburkan secara layak, tetapi diperkirakan masih banyak lagi sisa korban yang tertimbun di kedalaman 10 meter.
Kini, warga desa yang selamat lebih memilih untuk pindah ke daerah lainnya di Padang Pariaman, Sumatera Barat.
Kehidupan Desa Lubuk Laweh kini berubah menjadi tanah lapang penuh semak belukar yang terlihat tak terurus layaknya sebuah pemukiman.
Bagaimana pun, sisa keindahan dan suasana sejuknya masih tersisa hingga sekarang, perbukitan dan sungai jernihnya masih nampak normal mengitari desa lenyak di Padang Pariaman tersebut.
Namun tidak dengan memori yang ditinggalkan di kampung lenyap tersebut. Melansir dari YouTube Raun Sabalik Sumbar, nampak kondisi kuburan massal terlihat banyak daun berserakan.
Tidak banyak bangunan rumah terlihat di hamparan bekas desa lenyap tersebut.
Sebagai informasi, gempa dahsyat magnitudo 7,6 terjadi pada Rabu, 30 September 2009. Seketika bencana tersebut mengubah pesta pernikahan menjadi kuburan massal akibat ditelan longsor.
Akibat peristiwa naas tersebut, ada tiga desa yang tercatat lenyap ditelan bumi, yaitu Dusun Pulau Aia, Cumanak, dan Lubuk Laweh.
Adapun korban meninggal dunia yang berhasil ditemukan di Dusun Pulau Aia sejumlah 26 mayat, sedangkan di desa Cumanak sebanyak 69 mayat, serta 132 mayat di Lubuk Laweh.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat setidaknya ada 809 korban tewas di Kota Padang.
Akibat peristiwa mengerikan tersebut, penduduk selamat akhirnya lebih memilih pindah.
Begitu pun seruan dari pemerintah yang menyarankan warganya untuk menghindari daerah rawan tersebut.
Selain kuburan massal, kini yang nampak dari Desa Lubuk Laweh di Pdang Pariaman ini hanya sebuah monumen bertuliskan nama-nama korban yang tertajak di sepetak lahan penuh semak belukar.***