Luasnya Hanya 1,8 Km2, Pulau Terpencil di Mikronesia Ini Dihuni oleh Orang Buta Warna Total, Kok Bisa?

inNalar.com – Pulau Pingelap, pulau terpecil yang berada pada perairan luas di tengah Samudra Pasifik.

Pulau terpencil di tengah Samudra Pasifik ini lokasi tepatnya berada di antara dua wilayah, yaitu Hawaii dan Filipina.

Daerah yang berdiri di atas Pulau Pingelap ini masih menjadi bagian dari negara federasi Mikronesia.

Baca Juga: Isi Materi di UI, Capres Ganjar Candakan Beli Gas Melon Berarti Miskin, Netizen: Candaannya Perlu Diganti

Dilansir dari YouTube Jelajah Bumi, Pulau Pingelap sendiri dikenal sebagai pulau terpencil yang unik, karena penghuninya buta warna total.

Daratan seluas 1,8 km2 di tengah Samudra Pasifik ini menjadi satu-satunya wilayah dengan populasi penduduk buta warna total terbanyak sedunia.

Terdapat sejarah yang panjang dibalik penghuni pulau terpencil di Mikronesia yang mengalami buta warna total.

Baca Juga: Dibangun 1963, Museum di Kalimantan Tengah Simpan Keunikan Suku Dayak hingga Dilirik Turis Asing, Lokasinya…

Sejarah di pulau terpencil ini dimulai ketika terjadi badai topan yang sangat dahsyat, sehingga populasi penduduk menurun.

Bahkan yang selamat dari bencana badai topan tersebut hanya 20 orang, salah satunya adalah Raja Doahkaesa Mwanenihsed.

Berdasarkan cerita dalam sejarah, raja tersebut telah membawa gen CNGB3. Gen tersebutlah yang mewariskan buta warna total kepada generasi berikutnya.

Baca Juga: Dianggap Gila, Warga Gali Pekarangan Mushalla di Mojokerto Selama 23 Tahun dan Temukan Istana Bawah Tanah

Kelainan buta warna total di Pulau Pingelap semakin kuat akibat terjadinya perkawinan sedarah oleh penduduk.

Perkawinan sedarah yang dilakukan oleh penduduk pulau terpencil di Mikronesia menghasilkan banyak keturunan pembawa gen buta warna total.

Pada tahun 1996, seorang ahli syaraf melakukan penelitian di Pingelap, pulau seluas 1,8 km2 di tengah Samudra Pasifik.

Ahli syaraf yang meneliti Pulau Pingelap bernama Oliver Sacks dan menerbitkan sebuah buku berjudul “The Island of Color Blind”.

Buku yang diterbitkan oleh Oliver Sacks menjelaskan mengenai kondisi buta warna total yang dialami penduduk Pulau Pingelap.

Bagi penduduk pulau terpencil di Mikronesia, warna yang dilihat dalam kehidupan sehari-hari hanya ada 3, yaitu hitam, putih, dan abu-abu.***

 

Rekomendasi