
inNalar.com – Jawa Barat, Provinsi ini sering dikenal sebagai tempat di mana mitos berkelindan dengan realitas. Salah satunya adalah, suatu kampung yang menjadi saksi bisu fenomena unik yang luar biasa—bukan hanya sekadar budaya, akan tetapi perihal kecerdasan yang luar biasa.
Di Tanah Pasundan ini, sebuah perkampungan ajaib di pelosok Kabupaten Majalengka telah menjadi saksi bisu fenomena luar biasa karena kepiawaian penduduknya yang mampu berbicara 8 bahasa asing untuk dialog sehari-hari tanpa kursus.
Secara tidak langsung, hal ini membuktikan bahwa Jawa Barat bukan sekedar Provinsi dengan beragam warisan budaya, akan tetapi juga menjadi pusat kecemerlangan intelektual.
Baca Juga: Link Live Streaming Filipina vs Vietnam Piala AFF 2024: Peluang The Azkals Bangkit di Grup B
Penasaran mengapa penduduk di desa ini bisa menguasai bahasa sebanyak itu tanpa kursus? Yuk, simak detail informasinya!
Desa unik ini adalah Kampung Kaputren, letaknya ada di Kabupaten Majalengka, Jawa Barat.
Pedesaan yang terletak di Bumi Parahyangan ini dikenal istimewa karena penduduknya dapat menguasai 8 bahasa asing. Keren, bukan?
Baca Juga: Fakta di Balik Fenomena Uang 1.000 Bergambar Soekarno yang Bisa Melengkung Sendiri
Beberapa bahasa yang dikuasai warga kampung ini adalah Nihongo dari Jepang, Kanton dan Mandarin dari China, Mandarin dan Hokkien dari Taiwan, Deutsch dari Jerman, Hangugeo dari Korea, Arab, dan beberapa dialek bahasa Melayu yang serumpun di Asia Tenggara.
Seperti terlahir sebagai poliglota dunia yang tidak terkalahkan, ternyata ada fakta unik yang menjadikan mereka piawai akan hal itu.
Ternyata, di balik kehebatan warga Kampung di pelosok Majalengka ini, hampir 60% persen warganya adalah eks Pekerja Migran Indonesia (PMI)—khususnya adalah tenaga kerja wanita.
Baca Juga: Tiga Koin Kuno yang Pernah Viral di Indonesia, Konon Diduga Terbuat dari Emas Murni
Hal ini awalnya dipicu dari badai krisis moneter yang memporak-porandakan Indonesia kala itu—terlebih nilai valuta dollar memiliki besaran yang lebih menggiurkan daripada nilai mata uang Indonesia.
Maka dari itu, warga desa unik Jawa Barat ini meski usia rata-ratanya 18 – 35 tahun, mereka kemudian berbondong-bondong untuk memanfaatkan peluang ini sebagai jembatan emas menyongsong kehidupan yang lebih baik.
Menyadur konten Youtube Dialog Cirebon Media, para eks tenaga kerja di perkampungan Majalengka yang pulang ke tanah air pun juga akan terus mengasah kemampuan bahasa asing mereka agar tidak luntur dimakan zaman.
Baca Juga: Alasan Harga Koin Lama 5 Rupiah Gambar KB Tahun 1974 Melambung Tinggi Jutaan Rupiah
Warga Kaputren, yang notabene-nya adalah mantan PMI ini juga sangat menjunjung tinggi adanya toleransi dan inklusivitas—yang mana hal ini merupakan hasil pengalaman hidup mereka selama bekerja di luar negeri.
Mereka saling bahu-membahu, mereka tidak segan untuk mengajarkan kepada warga lainnya yang malu atau takut untuk berbicara dalam bahasa baru.
Belajar dari desa di Jawa Barat ini ternyata memberikan pengalaman berharga bagi kita semua, bahwa kemampuan multibahasa tanpa kursus atau pendidikan formal bukanlah suatu hal yang mustahil.
Baca Juga: Jenis Uang Kuno dari Masa Pendudukan Jepang, Lengkap dengan Ciri-Cirinya
Tidak hanya bermodal tekad yang kuat, tapi vibes lingkungan yang positif juga bisa menjadi stimulus untuk menjadikan seseorang mahir berbahasa asing.
Bagaimana, apakah di kampung Anda tertarik untuk belajar dari warga Kaputren? ***