

inNalar.com – Kampung di pelosok Boyolali ini disebut paling berbahaya di Jawa Tengah.
Disebut paling berbahaya sebab jarak kampung ini berada di belahan Boyolali dekat puncak Gunung Merapi.
Lebih rincinya, kampung ekstrem ini hanya berjarak 3 kilometer dari pucuk Gunung Merapi.
Baca Juga: Isi Teks Deskripsi, Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 9 SMP Halaman 8 Kurikulum Merdeka
Hal yang membuat penasaran saat ini adalah bagaimana nasib desa tersebut?
Sebagaimana kita ketahui erupsi Merapi secara berkala memuntahkan lavanya.
Eksplorasi terhadap desa ekstrem ini kemudian dilakukan oleh seorang konten kreator YouTube Kacong Explorer.
Untuk menjawab rasa penasaran, dirinya menelusuri perkampungan yang kerap menjadi sasaran amukan Gunung Merapi.
Rupanya kampung yang disebut paling berbahaya di Boyolali, Jawa Tengah ini masih terlihat kehidupan pedesaan yang damai.
Alih-alih kota mati sebab disapu letusan erupsi Gunung Merapi, desa pelosok ini masih dihuni para warganya.
Baca Juga: Kunci Jawaban Buku Bahasa Indonesia Kelas 6 SD Kurikulum Merdeka Bab 3 Halaman 79
Inilah Dusun Stabelan yang terletak di Desa bernama Tlogolele, Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah.
Lahan pedesaannya yang amat subur masih menjadi tumpuan hidup para warganya.
Bangunan rumah berdinding semen pun masih tampak kokoh menjadi tempat berlindung masyarakat kampung ekstrem Boyolali ini.
Baca Juga: Kunci Jawaban Buku Bahasa Indonesia Kelas 6 SD Kurikulum Merdeka Bab 3 Halaman 70
Saat ditanya bagaimana nasib para warganya saat Merapi erupsi, inilah yang diungkapkan oleh salah satu warga desa setempat.
“Tenang-tenang saja, tidak ada kendala apa pun,” ujar seorang lelaki yang merupakan warga Kampung Stabelan.
Kendati demikian, ia lanjut menjelaskan situasi warganya saat erupsi Gunung Merapi paling dahsyat pada tahun 2010.
“Tahun 2010, itu ya semua warga ya ngungsi,” lanjutnya.
Kini, kehidupan mereka kembali seperti sedia kala. Profesi yang paling mendominasi penduduknya adalah petani.
Komoditas cabai dan sayur-mayur menjadi topangan terbesar penduduknya yang kesehariannya bekerja di lahan pertanian.
Kampung berpenghuni 136 Kepala Keluarga (KK) ini pun sempat merasakan kembali harus mengungsi saat Gunung Merapi erupsi pada tahun 2018.
Namun bagi mereka, memori tersebut tidak begitu membuat mereka kesulitan.
Saat itu, mereka hanya diungsikan ke Tlogolele yang lokasinya tidak jauh dari dusun mereka.
Berbeda halnya ketika Merapi meletus di tahun 2010 silam, para penduduknya harus menyingkir hingga ke daerah Magelang.
Jika kita menelusuri jejak perkampungannya, banyak bangunan kokoh yang memperlihatkan kemakmuran para warganya.
Pemandangan berbagai gunung seperti Merbabu, Sumbing, dan Sindoro juga menemani lanskap indahnya kampung paling berbahaya di Boyolali, Jawa Tengah.
Apakah kamu pernah melihat desa ekstrem ini secara langsung?***

inNalar.com – Kampung di pelosok Boyolali ini disebut paling berbahaya di Jawa Tengah.
Disebut paling berbahaya sebab jarak kampung ini berada di belahan Boyolali dekat puncak Gunung Merapi.
Lebih rincinya, kampung ekstrem ini hanya berjarak 3 kilometer dari pucuk Gunung Merapi.
Baca Juga: Isi Teks Deskripsi, Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 9 SMP Halaman 8 Kurikulum Merdeka
Hal yang membuat penasaran saat ini adalah bagaimana nasib desa tersebut?
Sebagaimana kita ketahui erupsi Merapi secara berkala memuntahkan lavanya.
Eksplorasi terhadap desa ekstrem ini kemudian dilakukan oleh seorang konten kreator YouTube Kacong Explorer.
Untuk menjawab rasa penasaran, dirinya menelusuri perkampungan yang kerap menjadi sasaran amukan Gunung Merapi.
Rupanya kampung yang disebut paling berbahaya di Boyolali, Jawa Tengah ini masih terlihat kehidupan pedesaan yang damai.
Alih-alih kota mati sebab disapu letusan erupsi Gunung Merapi, desa pelosok ini masih dihuni para warganya.
Baca Juga: Kunci Jawaban Buku Bahasa Indonesia Kelas 6 SD Kurikulum Merdeka Bab 3 Halaman 79
Inilah Dusun Stabelan yang terletak di Desa bernama Tlogolele, Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah.
Lahan pedesaannya yang amat subur masih menjadi tumpuan hidup para warganya.
Bangunan rumah berdinding semen pun masih tampak kokoh menjadi tempat berlindung masyarakat kampung ekstrem Boyolali ini.
Baca Juga: Kunci Jawaban Buku Bahasa Indonesia Kelas 6 SD Kurikulum Merdeka Bab 3 Halaman 70
Saat ditanya bagaimana nasib para warganya saat Merapi erupsi, inilah yang diungkapkan oleh salah satu warga desa setempat.
“Tenang-tenang saja, tidak ada kendala apa pun,” ujar seorang lelaki yang merupakan warga Kampung Stabelan.
Kendati demikian, ia lanjut menjelaskan situasi warganya saat erupsi Gunung Merapi paling dahsyat pada tahun 2010.
“Tahun 2010, itu ya semua warga ya ngungsi,” lanjutnya.
Kini, kehidupan mereka kembali seperti sedia kala. Profesi yang paling mendominasi penduduknya adalah petani.
Komoditas cabai dan sayur-mayur menjadi topangan terbesar penduduknya yang kesehariannya bekerja di lahan pertanian.
Kampung berpenghuni 136 Kepala Keluarga (KK) ini pun sempat merasakan kembali harus mengungsi saat Gunung Merapi erupsi pada tahun 2018.
Namun bagi mereka, memori tersebut tidak begitu membuat mereka kesulitan.
Saat itu, mereka hanya diungsikan ke Tlogolele yang lokasinya tidak jauh dari dusun mereka.
Berbeda halnya ketika Merapi meletus di tahun 2010 silam, para penduduknya harus menyingkir hingga ke daerah Magelang.
Jika kita menelusuri jejak perkampungannya, banyak bangunan kokoh yang memperlihatkan kemakmuran para warganya.
Pemandangan berbagai gunung seperti Merbabu, Sumbing, dan Sindoro juga menemani lanskap indahnya kampung paling berbahaya di Boyolali, Jawa Tengah.
Apakah kamu pernah melihat desa ekstrem ini secara langsung?***