

inNalar.com – Sulawesi Tenggara memiliki topografi yang beragam mulai dari tanah berbukit, bergelombang dengan adanya gunung, hingga terbelah oleh lintasan sungai dan teluk.
Jembatan yang melintang di atas teluk ini menjadi salah satu saksi perjuangan bagaimana dua wilayah di Bumi Anoa ini dapat semakin dekat untuk dijangkau masyarakat.
Kedua daratan yang dibatasi oleh perairan teluk yang melebar ini akhirnya terhubung oleh sebuah jembatan megah bertipe cable stayed.
Lokasinya yang membelah teluk inilah yang agaknya membuat nama infrastruktur ini dikenal dengan Jembatan Teluk Kendari.
Usai dinanti lama oleh masyarakat, akhirnya jalur penghubung dua wilayah ini secara resmi bisa digunakan sejak tahun 2020.
Biaya konstruksinya pun tidak sedikit, bahkan sistem pembiayaan yang diambil dari APBN ini dicicil pembangunannya selama 5 tahun.
Adapun nominalnya diketahui sebesar Rp804 miliar yang diambil dari alokasi anggaran periode 2015 hingga 2020, merujuk dari Kementerian PUPR.
Setelah melalui proses konstruksi yang cukup lama, tiga tahun setelahnya pun lintasan menggantung ini memasuki tahap pemeliharaan, setidaknya hingga tahun 2023.
Namun ada yang menarik dan sulit untuk dilupakan dari apa yang disampaikan oleh Presiden RI Jokowi saat peresmian infrastruktur megah pertama di Sulawesi Tenggara ini.
Presiden Jokowi sempat mengungkapkan keyakinannya bahwa manfaat keberadaan Jembatan Teluk Kendari ini diyakini akan sebanding dengan lamanya waktu pengerjaan dan gerusan anggaran yang dialokasikan.
Bagaimana tidak, bentangannya yang memanjang hingga 1.348 meter ini telag berhasil mendekatkan daratan antara kawasan Kota Lama dengan Kecamatan Poasia.
Jika dahulu masyarakat harus menyeberang teluk dengan perahu atau memutar jauh hingga 20 kilometer.
Maka dengan lebar jembatan 20 meter yang muat tampung hingga empat lajur ini semakin melegakan para pengendara saat melintasi jalur ini.
Bahkan waktu tempuh yang tadinya habis waktu hingga 30 menit, akhirnya mampu dipangkas hingga dalam 3 menit saja.
Kehadiran infrastruktur ini diharapkan menjadi pemantik kebangkitan ekonomi di beberapa titik strategis Sulawesi Tenggara.
Contohnya seperti daerah Kota Kendari di belahan selatan dan Pulau Bungkutoko yang diproyeksikan menjadi kawasan industri.
Termasuk juga terdapat Pelabuhan Baru Kendari, hingga kawasan dermaga yang berada di Kota Lama.
Sejak adanya infrastruktur ikonik ini, mobilitas logistik juga menjadi lebih efisien dari segi biaya dan waktunya.
Baca Juga: Malaysia Open 2024 Jadi Kuburan untuk Indonesia, 3 Pemain Andalan Langsung KO di Hari Pertama!
“Alhamdulillah, dengan adanya Jembatan ini sangat menghemat waktu dan biaya,” ungkap Imron salah seorang warga Kecamatan Poasia, dikutip dari Kementerian PUPR.
Untuk diketahui, pihak pembangun Jembatan Teluk Kendari ini adalah kontraktor konsorsiun dari PT PP dan PT Nindya Karya.
Diharapkan kekuatan dan ketahanan lintasan ini mampu bertahan lama dan dijaga bersama baik oleh masyarakat dan pihak pemerintah.***