

inNalar.com – Sebuah kota di Banten resmi memisahkan diri dari Provinsi Jawa Barat pada tahun 2000. Dengan luas wilayah mencapai 175,51 km², kota ini telah menunjukkan perubahan signifikan, terutama di sektor ekonomi.
Pemekaran tersebut diatur berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2000, yang menjadi landasan administratif perpindahan wilayah tersebut ke Provinsi Banten.
Sebagai salah satu hasilnya, kota ini mengalami perkembangan pesat di bidang industri dan kesejahteraan masyarakat.
Baca Juga: Resmi Dirombak, Segini Besaran Gaji PNS dan PPPK pada Desember 2024
Kini, kota yang terbagi menjadi 8 kecamatan ini dikenal sebagai pusat industri besar di Banten.
Kehadiran kawasan industri di wilayah ini tidak hanya berkontribusi terhadap perekonomian lokal tetapi juga menarik investasi domestik dan internasional.
Namun, keistimewaan kota ini tidak berhenti di sektor ekonomi saja. Dengan garis pantai sepanjang 25 km, wilayah ini juga menawarkan keindahan alam yang memukau, menjadikannya destinasi menarik bagi wisatawan.
Baca Juga: 100 Hari Pertama Prabowo Subianto: Gempur 8 Prioritas Reforma Agraria untuk Pembebasan Tanah Rakyat
UMK Cilegon, Lebih Tinggi dari Kota Bandung
Salah satu indikator perkembangan ekonomi yang menonjol adalah besaran Upah Minimum Kota (UMK).
Pada tahun 2024, UMK Cilegon ditetapkan sebesar Rp4.815.102,80, meningkat 3,39% dari tahun sebelumnya yang tercatat sebesar Rp4.657.222.
Sebagai perbandingan, Kota Bandung—yang sering menjadi tolok ukur ekonomi di Jawa Barat—memiliki UMK sebesar Rp4.209.309 pada tahun 2024.
Meskipun mengalami kenaikan 3,97% dari tahun sebelumnya, nominal tersebut tetap lebih rendah dibandingkan Cilegon.
Perbedaan signifikan ini tidak lepas dari karakteristik ekonomi kedua kota. Sebagai pusat industri, Cilegon memiliki kebutuhan tenaga kerja yang besar dengan standar kompetensi tinggi.
Hal itu jugamendorong perusahaan untuk menawarkan upah lebih kompetitif guna menarik pekerja berkualitas.
Di sisi lain, meski Bandung dikenal sebagai pusat pariwisata dan pendidikan di Jawa Barat, struktur ekonominya lebih beragam dengan fokus yang tidak seintensif sektor industri seperti di Cilegon.
Kenaikan UMK di Cilegon juga mencerminkan perhatian pemerintah daerah terhadap kesejahteraan pekerja. Dengan mempertimbangkan inflasi dan biaya hidup yang meningkat, upaya ini menjadi langkah strategis untuk memastikan daya beli masyarakat tetap terjaga.
Tidak hanya berhenti pada peningkatan UMK, kota ini terus menunjukkan potensi pertumbuhan yang menjanjikan, baik di sektor industri, pariwisata, maupun infrastruktur.
Transformasi Cilegon menjadi salah satu kota dengan UMK tertinggi di Provinsi Banten adalah bukti nyata dari dampak positif pemekaran wilayah dan pengelolaan sumber daya yang optimal.
Dengan fondasi ekonomi yang kuat, kota ini siap menghadapi tantangan sekaligus peluang di masa depan, memberikan inspirasi bagi daerah lain di Indonesia.