

inNalar.com – Jawa Tengah dan Jawa Timur ternyata memiliki kerjasama untuk membuat proyek tanggul dengan menenggelamkan lebih dari 1000 hektare tanah yang dimiliki warga untuk dibuat sebagai bendungan guna menyejahterakan para petani.
Petani yang berada di perbatasan Jawa Timur dan Jawa Tengah khususnya di Kabupaten Blora dan Kabupaten Bojonergoro akan mengalami pasokan air yang melimpah.
Kegiatan pembangunan bendungan akan menjadikan irigasi yang sempurna untuk dapat mengairi sawah-sawah yang dimiliki oleh petani di kawasan Blora dan Bojonegoro.
Kementerian Dinas Pekerjaan Umum Dan Penataan Ruang (PUPR) yang kala itu masih dijabat oleh Basuki Hadimuljono berpendapat tentang pembangunan bendungan juga akan diselaraskan dengan pembangunan jaringan irigasi lainya untuk memastikan mengalir ke sawah-sawah para petani.
“Pembangunan bendungan diikuti oleh pembangunan jaringan irigasinya. Dengan demikian bendungan yang dibangun dengan biaya besar dapat bermanfaat karena airnya dipastikan mengalir sampai ke sawah-sawah milik petani,”ujar Basuki Hadimuljono yang kala itu masih menjabat sebagai Menteri PUPR.
Tuturan eks Menteri Basuki dikutip inNalar.com pada Rabu, 6 November 2024 dari laman resmi Kementerian PUPR.
Baca Juga: Butuh Waktu 20 Tahun, Begini Kabar Kelanjutan Mega Proyek Jembatan Indonesia dan Malaysia
Program yang dikerjakan saat ini sudah memiliki regulasi yaitu tertuang dalam Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian No.21 Thn 22 mengenai perubahan atas perarutan Menteri Koor Bidang Perekonomian No. 7 Thn 2021 perihal Perubahan Daftar Proyek Strategis Nasional.
Proyek yang dinamai dengan Bendungan Karangnongko telah dikerjakan semenjak tahun 2023/2024 dengan target pengerjaan 1.218 hari.
Ditargetkan selesai pengerjaan untuk tahap satu dan tahap 2 selesai pada akhir tahun 2026 mendatang.
Baca Juga: Sterilisasi Stasiun Yogyakarta, 75 Bangunan Dirobohkan PT KAI Agar Muluskan Proyek Rel Kereta Api
Untuk pembangunan tahap satu proyek karangnongko pemerintah menggandeng badan usaha swasta yaitu PT Hutama Karya, hal ini diungkapkan setelah pasca tanda tangan kontrak pada tahun lalu.
Sedangkan untuk tahap pembangunan kedua akan dikerjakan oleh PT Waskita Karya yang bekerjasama dengan 2 badan usaha lain, yaitu PT Bangkit Berkah serta PT Kelman Infra Pratama.
Rancangan dari proyek ini adalah dapat menampung kapasitas tampung air yang berada di sungai bengawan solo sebesar 59,1 juta meter kubik air.
Dapat juga diproyeksikan untuk penyuplaian air irigasi yang berada di kawasan Solo Valley Werken dengan luas 62.000 hektare.
Solo Valley sendiri adalah kawasan dari perogram pembuatan jaringan irigasi dan pembangunan untuk mengendalikan banjir yang telah berdiri sejak zaman penjajahan.
Selain itu, keberadaan program ini nantinya akan berdampak langsung terhadap keberadaan dam lainya seperti Gerak, Bendung gerak babat serta bendung gerak sembayat.
Suplai air yang diberikan dari pembangunan ini sungguh luar biasa banyak dan bermanfaat bagi para petani yang berada di kawasan Jawa Timur dan Jawa Tengah.
Untuk daerah Jawa Tengah air akan didistribusikan dengan melalui Daerah Irigasi (DI) sebelah kiri ke arah Kabupaten Blora dengan luas 1.746 hektare yang mempunyai debit kecepatan air 2,85 kubik per meter.
Sedangkan untuk wilayah Jawa Timur akan dialirkan lewat Daerah Irigasi bagian kanan ke Kabupaten Bojonegoro dengan luas 5.203 hektare yang memiliki debit 7,90 meter kubik per detik.
Anggaran yang diberikan oleh oleh APBN dan APBD untuk menyelesaikan program ini berkisar Rp1,4 triliun, dana APBD digunakan untuk pembebasan lahan.
Paket satu dan paket dua pembangunan bendungan karangnongko memiliki biaya yang berbeda, paket satu dana dianggarkan sebesar Rp730 miliar sedangkan paket dua sebesar Rp488 miliar.
Sampai saat ini proses dari bendungan karangnongko beberapa masih terkendala dengan pembebasan lahan di wilayah Jawa Timur dengan belum terbebasnya 21 lahan bidang dari 132 bidang tanah.
Diharapkan program ini selain untuk memperlancar irigasi air, juga memberikan kotribusi perekonomian bagi para petani yang berada di Blora dan Bojonegoro melalui sektor agrobisnis yang akan dikembangkan disekitar proyek.***(Wahyu Adji Nugraha)