Ledakan yang Disasarkan ke Rumah Sakit Gaza Memicu Kemarahan Serta Kecaman dari Seluruh Dunia

inNalar.com – Sebuah ledakan yang terjadi di Rumah Sakit Gaza ini terjadi pada Selasa 17 Oktober 2023.

Hamas menyebut jika serangan yang terjadi di rumah sakit Gaza ini dilakukan oleh Israel dengan sengaja.

Di sisi lain, militer Israel menolak tuduhan tersebut dan mengungkap jika Hamas lah yang telah melakukan kegagalan penembakan hingga menjalar ke rumah sakit tersebut.

Baca Juga: Aksi Saling Tuduh Antara Israel-Palestina Terus Berlanjut, IDF: Hamas Sengaja Menyesatkan Media Internasional

Serangan terhadap kompleks rumah sakit di Gaza yang menampilkan ratusan orang ini telah memicu kemarahan dan kecaman dari seluruh dunia.

Dilaporkan inNalar.com dari France24 , Ketua Uni Afrika, Moussa Faki Mahamat menuduh jika Israel melakukan kejahatan perang terhadap serangan mematikan itu.

Moussa Faki juga sangat mengecam atas peristiwa pemboman ynag dilakukan Israel terhadap Rumah Sakit di Gaza.

Baca Juga: 7 Kehebatan Ini Jadi Rahasia Dibalik Lamanya Masa Jabatan Soeharto hingga 32 Tahun, Ada Aksi Meredam Konflik

Ada pula Ketua Uni Eropa, Charles Michel yang mengatakan bahwa tujuan perang terhadap infrastruktur sipil di Gaza merupakan kegiatan melanggar hukum internasional.

Michel mengungkap jika serangan yang menargetkan infrastruktur sipil adalah tindakan yang tidak sejalan dan juga melanggar hukum Internasional.

Kepala Urusan Luar Negeri Uni Eropa Josep Borrell juga menuliskannya di media sosial jika berita yang didapat dari rumah sakit Baptis Al-Ahli Arabi di Gaza ini menambah kengerian atas tragedi yang terjadi di depan mata yang telah terjadi berhari-hari.

Baca Juga: Kenapa Hanya Ada 3 Partai Politik Pada Era Pemerintahan Soeharto Selama 32 Tahun? Ada Alasan Tersembunyi

Selain itu Presiden Prancis, Emmanuel Macron mengatakan jika tidak ada yang bisa mengizinkan penyerangan dengan menargetkan warga sipil.

Prancis juga mengutuk serangan terhadap rumah sakit Al-Ahli Arabi di Gaza yang menyebabkan begitu banyak korban warga Palestina.

Selanjutnya, Kepala hak asasi manusia PBB, Volker Turk menyebut jika serangan terhadap rumah sakit itu benar-benar tidak dapat diterima, dirinya juga memaafkan para pelakunya agar dapat dimintai pertanggungjawaban.

Saat ini Rumah Sakit di Gaza terpaksa melakukan segala tindakan pada korban luka-luka dengan tanpa menggunakan anestesi.

Para dokter di rumah sakit yang menginginkan terpaksa melakukan operasi di lantai dan di aula, sebagian besar tanpa anestesi.

Tenaga medis ramai-ramai tiba-tiba bahwa mereka membutuhkan peralatan, obat-obatan, anestesi dan juga tempat bagi para korban yang jatuhan. Kami memerlukan peralatan dan memerlukan segalanya. ***

Rekomendasi