

inNalar.com – Lebih dari 100 orang dilaporkan tewas Sabtu pagi dalam serangan semalaman di Gaza.
Dalam waktu yang bersamaan,kepala mata-mata Israel berada di Paris untuk melakukan pembicaraan guna “membuka hambatan” kemajuan menuju gencatan senjata.
Selain itu, mereka mengusahakan kembalinya sandera yang ditahan oleh militan Palestina.
Baca Juga: Perdana Menteri Israel Netanyahu Ungkapkan Rencananya untuk Gaza Pasca Perang, Apa Itu?
Perundingan Paris terjadi setelah rencana Gaza pascaperang yang diungkapkan oleh Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.
Rencana tersebut membayangkan urusan sipil dijalankan oleh pejabat Palestina yang tidak memiliki hubungan dengan Hamas.
Rencana tersebut menuai kritik dari sekutu utamanya Amerika Serikat dan ditolak oleh Otoritas Palestina dan Hamas pada hari Jumat.
Hal ini juga terjadi ketika ketakutan terhadap warga sipil di wilayah tersebut semakin meningkat.
Hal tersebut seiring dengan peringatan PBB akan meningkatnya risiko kelaparan dan badan bantuan utama untuk warga Palestina.
Dilansir inNalar.com dari today.rtl.lu, rekaman AFP menunjukkan warga Gaza yang putus asa mengantri untuk mendapatkan makanan di wilayah utara yang hancur pada hari Jumat.
Baca Juga: Mengenal Kucing Snowshoe, Ras Anabul Lucu yang Memakai Kaos Kaki, Cek Fakta Menariknya!
Mereka melakukan protes yang mengecam kondisi kehidupan mereka.
Sebagai informasi, Perang dimulai setelah serangan Hamas pada 7 Oktober yang belum pernah terjadi sebelumnya, yang mengakibatkan kematian sekitar 1.160 orang di Israel.
Angka tersebut sebagian besar warga sipil menurut perhitungan resmi AFP.
Baca Juga: Anabul Galak dan Suka Ngamuk? Terapkan 5 Cara Menenangkan Kucing yang Agresif Ini Agar Lebih Jinak
Sementara itu, jumlah kematian warga Palestina di Gaza mencapai 29 ribu lebih.
Militan Hamas juga menyandera, 130 di antaranya masih berada di Gaza, termasuk 30 orang diperkirakan tewas.
pada Sabtu pagi bahwa sedikitnya 103 orang lagi tewas dalam serangan semalam, dan banyak lainnya diyakini hilang di bawah reruntuhan.***