

Proyek ini mengintegrasikan jalan tol sepanjang 26,95 km dengan tanggul laut untuk melawan banjir rob.
Bagian pertama, Seksi 1 Semarang-Sayung, membentang 10,64 km dan menggunakan teknologi unik berbahan dasar ramah lingkungan.
Baca Juga: Jangan Terlewat! Ini Berkas Persyaratan dan Tata Cara Unggah Dokumen Pendaftaran PPPK 2024 Tahap 2
Dalam pengerjaannya, 10 juta batang bambu menjadi material utama untuk mengatasi tanah lunak di lokasi tambak.
Bambu dirakit menjadi matras atau ditancapkan untuk memperkuat struktur dasar jalan dan tanggul.
Proses ini melibatkan penghamparan lapis demi lapis bambu dengan pasir laut hingga 17 lapisan.
Baca Juga: Hasil SKD CPNS Kemenag 2024 Telah Diumumkan! Peserta yang Lulus dan Lanjut Tes SKB Ternyata Segini
Teknologi unik ini terbukti lebih hemat biaya dibanding metode tradisional seperti pengurukan tanah.
Andi Kurnia Kartawiria dari PT LAPI ITB adalah tokoh utama di balik inovasi ini.
Bambu yang digunakan memiliki usia setidaknya tiga tahun, dengan panjang mencapai 10 meter dan diameter sekitar 10 cm.
Baca Juga: 37.849 Peserta Lulus SKD CPNS 2024, Ini Besaran Gaji Pokok PNS Kemenag yang Resmi Naik 8 Persen
Tak perlu jenis bambu khusus, karena semua jenis dapat digunakan asalkan memenuhi kriteria.
Indonesia dengan 162 jenis bambu memberikan potensi besar untuk mendukung proyek ini.
Selain murah, bambu juga mudah diperoleh dan tumbuh subur di berbagai wilayah di tanah air.
Baca Juga: 100 Persen Pelamar PPPK 2024 Tahap 2 Terancam Dijadikan P3K Part Time? Cek Faktanya
Proses pembangunan memanfaatkan teknologi kapal TSHD untuk menyemprotkan pasir laut ke matras bambu.
Matras bambu ini juga berkontribusi pada ekosistem laut, menjadi bagian dari terumbu karang.
Proyek ini tak hanya inovatif, tapi juga ramah lingkungan dan memperhatikan keberlanjutan.
Baca Juga: Menanti 4 Proyek Wapres Gibran di Solo, Mulai dari Kereta Rel Layang hingga Underpass Simpang Joglo
Selain jalan tol, proyek ini akan menciptakan daratan baru dan mengurangi dampak rob di Semarang.
Sebagai proyek pertama di Indonesia yang menggabungkan tol dan tanggul laut, ini menjadi model infrastruktur masa depan.
Progres fisik proyek Seksi 1 telah mencapai 24,66 persen dengan target operasi awal 2027.
Keberhasilan proyek ini menunjukkan bahwa teknologi unik tradisional seperti bambu bisa bersanding dengan inovasi modern.
Jalan Tol Semarang-Demak bukan hanya solusi transportasi, tapi juga simbol harmoni manusia, alam, dan teknologi.*** (Yofa Nanda Jeany Prameswary)