

inNalar.com – Pada tahun 1994 di masa pemerintahannya Presiden Soeharto menggelar Temu Wicara Presiden di Istana.
Temu Wicara tersebut digelar pada Hari Anak Nasional pada 13 Juli 1994.
Sebuah video yang diunggah oleh President Files menayangkan suasana pada saat itu dimana terdapat beberapa siswa SD mengajukan pertanyaan.
Sampai salah satu siswa SD mengajukan pertanyaan yang tidak biasa kepada Presiden Soeharto.
Pertanyaan yang membuat merinding sekaligus mengundang gelak tawa para hadirin yang ada di tempat.
Seorang siswa ini berasal dari Sulawesi Tengah, Kabupaten Banggai bernama Hamlil mengajukan pertanyaan kepada Presiden Soeharto.
Baca Juga: Ulas Video Legend Temu Wicara Soeharto 1994 di Hari Anak: Siapa Suruh Kamu Tanya Begitu?
“Saya mau tanya mengapa Presiden Indonesia cuma satu padahal Indonesia sangat luas?” ujarnya.
Pertanyaan tersebut mengundang tawa dari sang Presiden dan para hadirin namun dengan sigap Presiden pun menjawab.
“Presiden itu hanya satu untuk memimpin negara dan bangsa ini, kalau sampai dua tiga, nanti lantas tidak bisa berjalan dengan baik, banyak pemimpin, banyak kapten kemudian lantas negara menjadi rusak,” jelas sang Presiden.
Baca Juga: Buntut Perang Israel – Hamas, Negara-Negara Muslim Adakan Demonstrasi Pro-Palestina Pada Hari Jumat
Tugas suatu Presiden hanya melaksanakan apa yang sudah diputuskan oleh rakyat dengan melewati MPR.
Presiden Soeharto pun menjelaskan walaupun presiden hanya satu namun semua terikat garis besar negara, terikat pada Pancasila dan pada Undang-Undang Dasar 1945.
Menurut undang-undang Presiden hanya diperbolehkan hanya satu orang dengan masa pimpinan selama lima tahun.
Lalu setelah lima tahun akan berlangsung pemilihan Presiden berikutnya dan seterusnya seperti itu.
Setiap memperingati Hari Anak Nasional Presiden Soeharto menggelar acara Gelar Nusantara Anak Indonesia atau dikenal Gelantara.
Acara tersebut mengundang anak-anak dari berbagai kota bahkan provinsi yang berprestasi pada bidangnya yang bertujuan untuk mewujudkan persahabatan serta memperkuat persatuan bangsa.***