

inNalar.com – Pembangunan dari Bendungan Sidan yang ada di Provinsi Bali ini sudah berjalan sejak tahun 2018 silam.
Seperti yang diketahui, Provinsi Bali merupakan destinasi wisata yang sangat terkenal bahkan sampai ke manca negara. Oleh karena itu, pasokan air baku terus dibutuhkan seiring dengan berkembangnya sektor wisata di provinsi ini.
Waduk yang masuk ke wilayah tiga kabupaten; Badung, Bangli, dan Gianyar, ini memiliki luas 82,73 hektare dan memiliki potensi sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMh) dengan kapasitas 0,65 MW.
Pembangunan dari infrastruktur ini dilatarbelakangi dengan kebutuhan air sebesar 5 m3 per detik di salah satu daerah di provinsi yang terkennal dengan objek wisatanya ini.
Namun, meski sudah dibangun sejak tahun 2018 silam, penampungan air ini masih belum juga selesai hingga saat ini.
Dilansir dari PUPR Bali, pembangunan dari tempat penampungan air ini dilakukan dalam dua paket pekerjaan.
Paket pertama dari proyek ini dikerjakan oleh PT Brantas Abipraya (Persero) – PT Universal Suryaprima dengan dimulai pada tahun 2018 dan selesai pada 31 Desember 2021.
Adapun anggaran yang dihabiskan untuk pengerjaan paket I Bendungan Sidan ini adalah sebanyak Rp808,6 miliar.
Sedangkan untuk paket II, pembangunannya dimulai pada April 2022 dan diperkirakan akan selesai pada tahun 2024 nanti.
Sedangkan, untuk dana yang dianggarkan untuk kebutuhan pembangunan infrastruktur ini sedikit lebih banyak dari biaya paket I, yakni sebesar Rp864,69 miliar.
Dengan begitu, keseluruhan anggaran yang dibutuhkan untuk membangun Bendungan Sidan di Bali ini adalah sebesar Rp1,67 triliun.
Pembangunan infrastruktur ini dikerjakan bersamaan dengan Bendungan Tamblang yang juga ada di Bali.
Dua proyek penampung air ini memiliki fungsi untuk memenuhi kebutuhan air baku baik bagi masyarakat lokal maupun untuk keperluan pariwisata yang terus berkembang.
Selain berguna untuk memenuhi kebutuhan air, keberadaan penampungan air ini juga memiliki tujuan untuk mewujudkan kemandirian pangan.
Air yang disalurkan ke daerah irigasi juga sawah-sawah milik warga nantinya juga akan mendukung peningkatan kesejahteraan petani.
Bendungan Sidan ini memiliki daya tampung sebesar 3,82 juta meter kubik dan dapat menyediakan air baku sebesar 1.750 liter per detik.
Nantinya, penggunaan air baku tersebut akan terbagi ke beberapa daerah, yakni Kota Denpasar sebesar 750 liter per detik, Kabupaten Badung 500 liter per detik, Kabupaten Gianya sebanyak 300 liter per detik, dan Tabanan sebesar 200 liter per detik.
Tidak hanya itu, penampungan air ini juga akan dimanfaatkan sebagai PLTM dengan kapasitas 0,65 MW, pariwisata, dan konservasi air.
Baca Juga: Anggarannya Rp280 Miliar, Jembatan Kereta Solo Balapan-Kadipiro Dibangun Pakai Teknologi Tak Biasa
Dengan fungsi yang sangat beragam tersebut, tidak mengherankan jika tanggal selesai dari infrastruktur ini sangat ditunggu-tunggu.
Sayangnya, penyelesaian dari penampungan air ini justru harus mundur karena beberapa alasan.
Dilansir dari laman resmi ksp, infrastruktur ini semula ditargetkan tuntas pada Desember 2023. Akan tetapi, target tersebut mundur menjadi April 2024.
Baca Juga: Jadwal BWF World Tour Finals 2023 Hari Ketiga: Big Match Anthony Ginting vs Viktor Axelsen
Penyebab dari melambatnya progres bendungan ini disebabkan oleh adanya kendala teknis pada pada material timbunan.
Material timbunan yang digunakan dalam pembangunan paket II ini memiliki kadar air tinggi yang menyebabkan pekerjaan timbunan harus dikerjakan secara bertahap.
Oleh karena itu, dibutuhkan waktu tambahan untuk menuntaskan konstruksi infrastruktur ini yang akhirnya diperkirakan selesai pada April 2024.***