

InNalar.com – Belum usai pemberitaan mengenai mahasiswa Yogyakarta yang nekat bunuh diri, siang tadi seorang pria melompat dari salah satu tower di daerah Tegalsari Donotirto, kretek, Bantul, Yogyakarta.
Kesehatan mental memang tidak bisa dibaikan begitu saja, apalagi jika seseorang ingin melakukan buuh diri karena stress.
Dugaan sementara, pria tersebut nekat melompat dari atas tower dikarenakan stres. Aksi pelaku, sudah diketahui oleh beberapa warga.
Namun karena pintu masih terkunci, warga yang mengetahui berusaha untuk berteriak sesaat sebelum pria tersebut melompat.
Sebelum melompat, pria tersebut diduga selesai melakukan kunjungan ke psikolog.
Menilik akun X milik @merapi_uncover, stress yang dialami oleh pelaku stress dikarenakan beberapa waktu lalu, pria tersebut sempat mengalami kecelakaan dan harus bertanggungjawab.
Saat ini jenazahnya sudah dibawa ke salah satu rumah sakit swasta di Yogyakarta untuk ditindaklanjuti terkait kasus kesehatan mental dan stress ini.
Kedua kasus bunuh diri di Yogyakarta ini harus menjadi evaluasi bersama masyarakat dan pemerintah terkait kesehatan mental.
Melansir dalam laman WHO, 70% bunuh diri terjadi di negara-negara dengan pendapatan rendah dan rentang usia 19-29 tahun secara global pada tahun 201.
WHO menegaskan perlunya upaya yang saling beriringan antara pemerintah dan masyarakat untuk mencegah seseorang melakukan bunuh diri
Melansir laman pemerintah Kalimantan Selatan, beberapa mitos yang berkembang gangguan kejiwaan seperti, orang-orang yang mengalami gangguan kejiwaan tidak dapat berfungsi dalam masyarakat.
Orang yang mengalami gangguan kejiwaan berbahaya, serta gangguan kejiwaan dianggap sebagai sesuatu yang tidak beres pada diri orang tersebut.
Seseorang dengan gangguan kesehatan mental masih menjadi pandangan negatif bagi sebagian masyarakat.
Pandangan seperti itu yang membuat seseorang dengan kesehatan mental terganggu merasa semakin dikucilkan.
Banyak alami gangguang kesehatan mental terjadi bukan karena salah inividu atau merupakan sebuah pengalaman buruk.
Gangguan kesehatan mental juga dapat disebabkan oleh faktor genetik. Maka sebaiknya, seseorang yang mengalami gangguan mental hendaknya diberi pendekatan dengan rasa penuh kasih sayang.***