
InNalar.com – Masa muda Soeharto, berkeliling sepeda ke seluruh kampung bertemu dengan banyak orang saat bekerja di Bank hingga merobekkan kain bibinya.
Soeharto merupakan lulusan dari sekolah menengah pada tahun 1939 di Muhammadiyah kota Jogja.
Setelah lulus dari sekolah menengah pertama, Soeharto dituntut untuk menghidupi dirinya sendiri.
Soeharto saat itu setengah menyalahkan keadaan. Dalam bukunya yang berjudul Biografi daripada Soeharto menjelaskan saat itu sangat sulit mendapatkan pekerjaan.
Apalagi tanpa bantuan orang yang berpengaruh, berkedudukan atau mendapat uluran dari tangan orang kaya.
Soeharto muda mencari pekerjaan di mana-mana, namun karena belum juga dapat ia memilih kembali ke Wuryantoro.
Akhirnya setelah lama mencari pekerjaan, Soeharto diterima di sebuah bank desa (volks-bank) sebagai pembantu klerek.
Soeharto yang saat masa sekolah sering membatu pamannya bertani hingga membantu membuat obat, merasa sangat berbeda dengan pekerjaannya saat ini.
Tugas Soeharto saat muda adalah mengayuh sepeda setiap hari berkeliling kampung bertemu dengan masyarakat yang mengajukan pinjaman.
Baca Juga: Keputusan Gubernur Kaltim: Larang Peternakan Domba, Harapkan Dampak Positif, Tapi Ternak Sapi…
Saat berkeliling ia bertemu dengan banyak orang seperti petani, pedagang kecil ataupun pemilik warung kecil.
Soeharto bekerja dengan mengenakan pakaian adat Jawa lengkap seperti menggunakan blangkon dan juga kain.
Beliau menceritakan dulu ia pernah meminjam kain bibinya, namun kain tersebut sobek dan ia pun dimarahi karena sifat cerobohnya.
Menurut Soeharto pada ia muda dirinya tidak bersalah, hanya jalan hidupnya saja yang membuat kain itu sobek.
Karena kejadian kain sobek tersebut membuet efek besar bagi Soeharto, sehingga ia berhenti untuk bekerja dari pegawai bank.
Menurut Soeharto, berhenti dari pekerjaan ini bukan sesuatu yang ia sesali, karena ia tidak begitu suka dengan bidang ini. ***