

inNalar.com – Daerah Kalimantan Timur kini tengah membangun pabrik pemurnian mineral, atau disebut dengan smelter nikel.
Pabrik pengolahan itu berada di Kariangau, Balikpapan, yang akan menghasilkan nikel matte atau salah satu bahan baku baterai.
Perlu diketahui, Pemerintah Indonesia beberapa tahun ini tengah banyak membangun pabrik pengolahan mineral di banyak daerah.
Hal ini dimaksudkan agar mineral yang sudah dieksploitasi di Indonesia dapat memberikan nilai lebih, saat akan diekspor ke luar negeri.
Disebut memberikan nilai lebih, sebab saat bijih nikel diolah menjadi nickel matte, maka nilai tambahnya akan meningkat sebanyak 14 kali.
Sedangkan saat diolah menjadi nikel sebagai bahan baku baterai bisa mencapai 19 kali, dan saat jadi prekursor nilai lebihnya dapat mencapai 340 kali.
Sementara itu, yang dibangun di daerah Balikpapan ini adalah pabrik pemurnian untuk menghasilkan nikel matte, yang sebenarnya juga tengah banyak dicari di dunia.
Dilansir inNalar.com dari kaltimprov.go.id, bahan mineral itu akan dapat digunakan jadi bahan baku pembuat baterai kendaraan listrik, yang saat ini tengah banyak digunakan di dunia.
Adapun yang membangun pabrik pemurnian ini adalah PT Mitra Murni Perkasa (MMP) dengan investasi yang cukup besar.
Investasi yang dikeluarkan dalam membangun pabrik pemurnian mineral ini yaitu Rp6,5 triliun.
Sebenarnya pembangunan tempat pemurnian mineral ini sudah dimulai sejak tahun 2020.
Akan tetapi pada tahun 2020 tersebut MMP tengah berada di persiapan lahan, proses studi kelayakan, perjanjian kerja sama pasokan listrik dengan PLN, serta pembangunan fasilitas jetty.
Akhirnya pada tahun 2023, pembangunan smelter nikel Kariangau di Balikpapan ini telah dilakukan groundbreaking.
Saat sudah beroperasi nanti, pabrik penghasil nikel matte di Kalimantan Timur ini ditargetkan akan memproduksi 27.000 metrik ton yang kandungan nikel di dalamnya mencapai 78%.
Berdasarkan rencana, pada akhir tahun 2024 nanti akan dilakukan Pengujian fungsional dalam kondisi tanpa beban.
Sementara itu pada kuartal ke-2 tahun 2025, akan dilakukan pengujian menyeluruh di proses produksi dan produk yang dihasilkan hingga pada beban puncak.
Bahkan pada tahun 2025, perusahaan MMP berharap mampu membangun green energi serta green baterai.***