

InNalar.com – Harus diakui, Kalimantan Timur (Kaltim) merupakan satu daerah di Indonesia yang memiliki sumber daya alam yang melimpah.
Hal itu dikarenakan di daerah tersebut terdapat tambang minyak dan gas (Migas) yang diklaim jadi yang terbesar.
Namun, ternyata sejak pertama kali dieksploitasi, tambang tersebut justru dimiliki oleh Prancis dan Jepang.
Sebab dulunya yang mengeksploitasi ladang minyak dan gas di Kaltim itu adalah Total E&P Indonesie dan Inpex Corporation.
Total E&P Indonesie sendiri merupakan perusahaan asal Prancis, sedangkan Inpex Corporation merupakan perusahaan asal Jepang.
Diklaim jadi yang terbesar, sebab pada saat pertama kali ditemukan ternyata cadangan minyak yang dimiliki mencapai 1,68 miliar barel.
Sedangkan gas alam yang terdapat di tempat tersebut terdapat 21,2 triliun kubik.
Hanya saja, ternyata sumber daya alam tersebut justru dieksploitasi oleh negara asing, bahkan lamanya mencapai 50 tahun.
Pasalnya, pada saat itu kedua perusahaan asing tersebut mendapatkan ijin sejak 1967 yang mana kontraknya berlaku selama 30 tahun.
Meski akan habis pada tahun 1997, namun perusahaan itu ternyata mengajukan perpanjangan selama 20 tahun di ladang minyak dan gas yang ada di Kaltim.
Berlanjut hingga di tahun 2017 saat kontrak habis, akhirnya ladang minyak dan gas tersebut langsung diambil alih oleh PT Pertamina.
Dilansir InNalar.com dari ESDM, Walaupun saat sudah diambil alih oleh Pertamina, ternyata sumber daya alam itu sudah melewati masa puncak produksinya yang terjadi di tahun 2003-2009.
Dengan kata lain, saat Pertamina mengambil alih tambang Migas yang masa produksi puncaknya sudah lewat, maka perusahaan tersebut harus mencari sumber atau sumur lain.
Adapun ladang minyak dan gas yang dimaksud adalah Blok Mahakam, yang berada di Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur.
Selama Pertamina mencari sumber daya alam tersebut, perusahaan itu pada tahun 2017 telah mengebor 15 sumur sampai menghabiskan investasi USD 1,27 miliar.
Berlanjut di tahun 2018, Pertamina juga mengucurkan US$ 1,7 miliar agar dapat mengeksplorasi, pengembangan dan produksi.
Meski begitu, berdasarkan data di November 2017 Blok Mahakam masih bisa memproduksi 52 ribu barel minyak per hari serta 1.360 juta kaki kubik gas bumi per hari.
Karena hal tersebutlah membuat Pertamina mampu memberikan lebih dari 30% kebutuhan minyak dan gas di Indonesia pada tahun 2018.
Sedangkan pada tahun 2022, ternyata Pertamina berhasil kembali menemukan cadangan minyak dan gas di Blok Mahakam.
Penemuan itu terdapat di Sumur MPT-1x yang kedalamannya mencapai 4.188 mMD (meter kedalaman terukur).
Diperkirakan sumur tersebut memiliki sumber daya P50 mencapai 84,81 miliar kaki kubik (BCF) gas dengan 2,4 juta barel minyak (MMBO).
Walau sejarahnya pernah eksploitasi oleh perusahaan asing, ternyata Blok Mahakam di Kalimantan Timur ini masih akan terus diproduksi oleh Pertamina.
Sementara itu hingga tahun 2023 ini, Pertamina telah mengelola tambang Migas tersebut selama 5 tahun. ***