

inNalar.com – Area konsesi pertambangan Harita Nickel semakin menggurita usai aksi akuisisi yang dilakukan NCKL terhadap dua perusahaan potensial.
Kedua perusahaan tersebut diketahui merupakan pemegang IUP tambang nikel di Pulau Obi, Halmahera Selatan, Maluku Utara.
Sebagai informasi, kedua perusahaan yang dicaplok tersebut adalah PT Gane Tambang Sentosa dan PT Gane Permai Sentosa.
Langkah akuisisi tersebut tampak sejalan dengan arah prospektif perusahaan untuk menggali lebih dalam kekuatan potensi produksinya di tahun 2024.
Pasalnya salah satu agenda besar perusahaan di tahun ini adalah membuka dua tambang baru yang tidak jauh dari area konsesinya.
Sejauh ini, Harita Nickel telah mengoperasikan dua tambang nikel laterit aktif di Site Kawasi seluas 4.247 hektare.
Ada pula pasokan tambahan produksi dari entitas PT Gane Permai Sentosa yang berlokasi di Site Loji seluas 1,277 hektare.
Dengan demikian, saat ini NCKL mengoperasikan dua area konsesi pertambangan dengan total lahan yang dikuasai luasnya mencapai 5.524 hektare.
Ke depannya, perseroan berencana membuka dua tambang baru yang lokasinya juga berada di wilayah Pulau Obi, Maluku Utara.
Adapun area konsesi yang bakal dieksplorasi secara mendalam adalah site wilayah kerja PT Obi Anugerah Mineral yang luasnya 1.775 hektare.
Untuk wilayah tambang satunya dioperasikan oleh PT Jikodolong Megah Pertiwi dengan area konsesi melega hingga 1.885 hektare.
Alhasil, area keruk nikel milik Harita Nickel total luas lahannya menghampar seluas 9.184 hektare.
Mengenai besaran investasi dan potensinya diperkirakan tidak akan menelan biaya yang cukup besar karena tidak perlu lagi menggelontorkan dana akuisisi.
Faktor jarak antar area konsesi tambang baru ini juga cukup berdekatan dengan wilayah kerja lainnya, sehingga dari segi biaya pun diproyeksikan akan semakin efisien.
NCKL mencatatkan potensi simpanan sumber daya yang cukup besar hingga akhir November 2023, yakni sebesar 302 juta Wet Metric Ton (WMT).
Dengan perambahan dua tambang baru ini tentunya bakal meningkatkan penghitungan sumber daya dan cadangan komoditas milik perusahaan.
Perambatan tambang nikel baru ini searah dengan target produksi feronikel tahun 2024 yang dipatok mencapai 120.000 ton.
Peningkatan pasokan raw material ini bakal diarahkan untuk menunjang produksi dari smelter feronikel yang mulai meningkatkan kapasitasnya secara bertahap sejak kuartal I tahun 2023 lalu.
Baca Juga: Dulunya Kumuh, Kampung di Surabaya Ini Bertransformasi Menjadi Kawasan Tujuan Wisata, Suasananya…
Strategi terukur ini diharapkan bakal semakin mendongkrak kinerja keuangan perusahaan yang semakin melesat dari tahun ke tahun.
Sebagai informasi, sepanjang periode kuartal III tahun lalu Harita Nickel berhasil membukukan pendapatan sebesar Rp17,3 triliun.
Cuan meroket, begitu pula dengan laba bersih yang ikut terkerek naik 24 persen, yakni sebesar Rp4,5 triliun.***