Kuasai Area Konsesi 9.184 Ha, Harita Nickel Bakal Keruk 2 Tambang Nikel Baru di Pulau Obi Maluku Utara, Ternyata Ada Cadangan Super Jumbo

inNalar.com – Area konsesi pertambangan Harita Nickel semakin menggurita usai aksi akuisisi yang dilakukan NCKL terhadap dua perusahaan potensial.

Kedua perusahaan tersebut diketahui merupakan pemegang IUP tambang nikel di Pulau Obi, Halmahera Selatan, Maluku Utara.

Sebagai informasi, kedua perusahaan yang dicaplok tersebut adalah PT Gane Tambang Sentosa dan PT Gane Permai Sentosa.

Baca Juga: Pertama di Indonesia! PLN Icon Plus Gandeng PLN UID Kalimantan Barat Canangkan Program ‘PLTS 1 Juta Atap’, Alirkan Listrik 24 Non Stop

Langkah akuisisi tersebut tampak sejalan dengan arah prospektif perusahaan untuk menggali lebih dalam kekuatan potensi produksinya di tahun 2024.

Pasalnya salah satu agenda besar perusahaan di tahun ini adalah membuka dua tambang baru yang tidak jauh dari area konsesinya.

Sejauh ini, Harita Nickel telah mengoperasikan dua tambang nikel laterit aktif di Site Kawasi seluas 4.247 hektare.

Baca Juga: Berjarak 23 Km dari Titik 0 IKN, Bandara Baru di Kalimantan Timur Ini Bakal Uji Coba Juli 2024, Luas Terminalnya 7.350 Meter

Ada pula pasokan tambahan produksi dari entitas PT Gane Permai Sentosa yang berlokasi di Site Loji seluas 1,277 hektare.

Dengan demikian, saat ini NCKL mengoperasikan dua area konsesi pertambangan dengan total lahan yang dikuasai luasnya mencapai 5.524 hektare.

Ke depannya, perseroan berencana membuka dua tambang baru yang lokasinya juga berada di wilayah Pulau Obi, Maluku Utara.

Baca Juga: Indonesia Masters 2024: Berhasil Atasi Anthony Ginting di Semifinal, Brian Yang Harus Puas di Posisi Runner Up Setelah Dihadang Anders Antonsen

Adapun area konsesi yang bakal dieksplorasi secara mendalam adalah site wilayah kerja PT Obi Anugerah Mineral yang luasnya 1.775 hektare.

Untuk wilayah tambang satunya dioperasikan oleh PT Jikodolong Megah Pertiwi dengan area konsesi melega hingga 1.885 hektare.

Alhasil, area keruk nikel milik Harita Nickel total luas lahannya menghampar seluas 9.184 hektare.

Baca Juga: Dukung Pendapatan Negara Rp17 Triliun, Kabupaten di Papua Ini Punya Potensi Ekspor Tuna Sirip Kuning ke Jepang hingga China

Mengenai besaran investasi dan potensinya diperkirakan tidak akan menelan biaya yang cukup besar karena tidak perlu lagi menggelontorkan dana akuisisi.

Faktor jarak antar area konsesi tambang baru ini juga cukup berdekatan dengan wilayah kerja lainnya, sehingga dari segi biaya pun diproyeksikan akan semakin efisien.

NCKL mencatatkan potensi simpanan sumber daya yang cukup besar hingga akhir November 2023, yakni sebesar 302 juta Wet Metric Ton (WMT).

Baca Juga: Viral Curhat Seorang Pria Usai Dilantik Jadi Anggota KPPS yang Cuma Dapat Uang Rp25 Ribu, Warganet Malah Adu Nasib

Dengan perambahan dua tambang baru ini tentunya bakal meningkatkan penghitungan sumber daya dan cadangan komoditas milik perusahaan.

Perambatan tambang nikel baru ini searah dengan target produksi feronikel tahun 2024 yang dipatok mencapai 120.000 ton.

Peningkatan pasokan raw material ini bakal diarahkan untuk menunjang produksi dari smelter feronikel yang mulai meningkatkan kapasitasnya secara bertahap sejak kuartal I tahun 2023 lalu.

Baca Juga: Dulunya Kumuh, Kampung di Surabaya Ini Bertransformasi Menjadi Kawasan Tujuan Wisata, Suasananya…

Strategi terukur ini diharapkan bakal semakin mendongkrak kinerja keuangan perusahaan yang semakin melesat dari tahun ke tahun.

Sebagai informasi, sepanjang periode kuartal III tahun lalu Harita Nickel berhasil membukukan pendapatan sebesar Rp17,3 triliun.

Cuan meroket, begitu pula dengan laba bersih yang ikut terkerek naik 24 persen, yakni sebesar Rp4,5 triliun.***

Rekomendasi