Kronologi Kericuhan Prancis, Berawal dari Penembakan Remaja Hingga Demonstrasi Rusuh di Paris

inNalar.com – Berita mengenai kericuhan di Prancis telah menyebar sejak Selasa, 27 Juni 2023 lalu.

Kronologi bermula saat beberapa oknum polisi menembak Nahel, seorang remaja keturunan Aljazair di Nanterre, Prancis.

Diketahui, Nahel melanggar peraturan lalu lintas saat mengemudi sehingga dihentikan oleh polisi.

Baca Juga: Berikut 7 Langkah Sederhana Untuk Menurunkan Kadar Gula Darah Bagi Penderita Diabetes Melitus

Akan tetapi, oknum polisi yang menghentikan kendaraan Nahel mulai menodongkan senjata tajam dan menembak remaja tersebut dalam jarak dekat.

Meski tim medis darurat datang secepat mungkin, namun nyawa Nahel tidak dapat diselamatkan.

Hal ini memicu kericuhan dan demonstrasi dari warga sekitar terutama dari keturunan Aljazair yang menduga kasus ini merupakan pembunuhan ini atas dasar rasisme.

Baca Juga: Hanya Pakai 3 Rempah Dapur Ini, Diabetes Melitus Bisa Sembuh dalam Waktu Singkat, Cek Cara Membuatnya di Sini

Berita mengenai Nahel tersebar dengan luas, ada yang mengatakan bahwa dirinya seorang kriminal namun mendapatkan bantahan dari keluarga dan warga sekitar.

Nahel sendiri sudah lima kali menjadi subyek pemeriksaan polisi sejak 2021.

Baru-baru ini, dia dilaporkan berada di tahanan karena menolak bekerja sama dengan polisi dan akan diadili di pengadilan remaja pada September nanti.

Baca Juga: Sering Dinilai Sebagai Buah Tak Berguna, Diabetes Melitus Justru Sembuh Cepat Pakai Ramuan dari Tanaman Ini

Unjuk rasa di Nanterre meningkat menjadi aksi kekerasan, termasuk pembakaran mobil dan kerusakan halte bus.

Bentrokan berlanjut hingga Rabu malam, 28 Juni 2023, dan menyebar dari Nanterre hingga ke kota-kota lain di Prancis seperti Toulouse, Dijon, dan Lyon.

Tidak lama kemudian, kerusuhan merambat ke ibu kota Prancis, menyebabkan ribuan pasukan polisi dikerahkan ke Paris dan sekitarnya.

Pada malam kedua kerusuhan, Pasukan Keamanan Prancis berhasil menangkap ratusan orang yang terlibat dalam kerusuhan tersebut. 

Salah seorang warga Prancis menyatakan bahwa tiga malam terakhir telah sangat mengerikan baginya.

Dia mengatakan kegaduhan di luar jendela rumahnya yang terjadi pada tengah malam hingga 4 pagi membuatnya tidak dapat tidur karena ketakutan.

Menteri dalam negeri Prancis Gérald Darmanin menyatakan bahwa kerusuhan mulai mereda pada malam keempat.

Sejauh ini, polisi berhasil menangkap sebanyak 471 orang, lebih sedikit dibandingkan 917 orang di malam sebelumnya, di mana kebanyakan dari mereka adalah anak muda.

Darmanin mengulang seruan pemerintah kepada orang tua agar mencegah anak-anak mereka terlibat dalam kerusuhan tersebut.***(Ajeng Marcelliani)

 

Rekomendasi