Korban Tewas di Gaza Capai Lebih 5.700, Israel Diyakini Gunakan Senjata Baru Mematikan dalam Melawan Palestina

inNalar.com – Peperangan terus berlanjut antara Israel dan Hamas sejak 7 Oktober 2023 Hamas meluncurkan serangan, dan dibalas oleh Israel dengan memblokade seluruh Jalur Gaza.

Korban berjatuhan pun setiap harinya terus meningkat di jalur Gaza atas mengeboman yang terus dilancarkan dna juga sernagan udara oleh Israel.

Dari aksi blokade di Jalur Gaza, Israel juga menutup segala akses dari mulai makanan dan minuman sampai bahan bakar.

Baca Juga: Temukan Tambang Emas 1 Miliar Ton di Dompu, Provinsi NTB Bakal Jadi Daerah Terkaya Se-Indonesia?

Hal tersebut membuat khawatir beberapa rumah sakit yang tidak dapat terus mengatasi korban yang terus berjatuhan atas serangan Israel, akibat tidak adanya bahan bakar.

Mohammad Abu Salmiya selaku direktur jenderal Rumah Sakit Al-Shifa di Kota Gaza, mengungkap jika dirinya belum pernah melihat serangan yang diluncurkan Israel sebelumnya di wilayah Palestina.

Dilansir inNalar.com dari Aljazeera, Samiya menyebut jika jenis luka dan cedera yang diderita warga dalam peperangan ini, belum pernah didapatkan pada peperangan sebelumnya.

Baca Juga: Punya Mobil Alphard Rp835 Juta, Walikota Mataram NTB Miliki Harta Kekayaan Puluhan Miliar, Nominalnya…

Salmiya mengatakan bahwa jenis luka serta cedera baru ini kemungkinan besar disebabkan oleh adanya penggunaan senjata mematikan baru yang digunakan Israel terhadap warga di Gaza.

Kementerian Kesehatan Gaza yang dikelola Hamas mengungkap, sejauh ini korban tewas akibat serangan Israel di Gaza telah melampaui 5.700 orang dalam waktu kurang dari dua minggu.

Namun jumlah tersebut masih dapat bertambah dikarenakan masih banyak yang terjebak di gedung-gedung runtuh akibat serangan udara Israel.

Baca Juga: Capai Rp3 Miliar, Harta Kekayaan Bupati Padang Pariaman Sumbar Naik Drastis! Bahkan Punya Tanah Senilai…

Ketika jumlah korban tewas di Gaza meningkat, fasilitas untuk menangani korban semakin berkurang.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan jika sebanyak 46 dari 72 fasilitas pelayanan kesehatan primer, dan 12 dari 35 rumah sakit, berhenti berfungsi,

Pejabat kesehatan Palestina mengatakan kurangnya listrik dan bahan bakar untuk menggerakkan generator akibat blokade Israel, serta kerusakan akibat serangan udara, telah memaksa banyak fasilitas ditutup.

Meskipun Israel mengizinkan sejumlah kecil truk berisi bantuan masuk, Namun, Israel tetap melarang pengiriman bahan bakar ke Gaza.

Meningkatnya jumlah korban jiwa telah mempersulit warga Palestina untuk menguburkan sejumlah besar orang yang meninggal.

Sehingga pihak pemakaman terpaksa menggali dan menggunakan kembali lahan-lahan tua serta menguburkan hingga lima jenazah dalam satu liang lahat.***

Rekomendasi