Kilas Ramadhan 2022, Berikut Ini Kisah Perpindahan Arah Kiblat pada 15 Sya’ban Tahun 12 Hijriyah

inNalar.com – Sebuah peristiwa penting yang terjadi sekitar 16 atau 17 bulan setelah Nabi Muhammad menetap di Madinah, yaitu perubahan arah Kiblat umat Islam ketika mereka melakukan Sholat. Ketika Nabi masih di Mekah, Beliau diperintahkan untuk menghadap Yerusalem ketika Sholat.

Kiblat selalu menjadi aspek penting dalam kehidupan seorang Muslim. Menghadap ke Kiblat juga adalah salah satu syarat yang harus dipenuhi agar Sholat menjadi sah.

Jika menghadap ke arah yang salah, maka ibadah akan batal dan harus mengulanginya lagi. Menghadap kiblat juga merupakan bukti iman kepada Nabi Muhamad SAW.

Baca Juga: Viral di Instagram, Foto Pernikahan Doni Salmanan dengan Mantan Istri, Gigi: Jangan Sangkut Pautin Aku Lagi

Dan pada 15 Sya’ban tahun 12 Hijriah, Rasulullah menerima wahyu dari Allah SWT yaitu Surat Al-Baqarah ayat 144, Allah berfirman:

قَدْ نَرَىٰ تَقَلُّبَ وَجْهِكَ فِى ٱلسَّمَآءِ ۖ فَلَنُوَلِّيَنَّكَ قِبْلَةً تَرْضَىٰهَا ۚ فَوَلِّ وَجْهَكَ شَطْرَ ٱلْمَسْجِدِ ٱلْحَرَامِ ۚ وَحَيْثُ مَا كُنتُمْ فَوَلُّوا۟ وُجُوهَكُمْ شَطْرَهُۥ ۗ وَإِنَّ ٱلَّذِينَ أُوتُوا۟ ٱلْكِتَٰبَ لَيَعْلَمُونَ أَنَّهُ ٱلْحَقُّ مِن رَّبِّهِمْ ۗ وَمَا ٱللَّهُ بِغَٰفِلٍ عَمَّا يَعْمَلُونَ

“Sesungguhnya Kami melihatmu (Wahai Nabi) menghadapkan wajahmu ke langit. Sekarang Kami akan menghadapkanmu ke arah (kiblat) yang menyenangkanmu. Maka arahkan wajahmu ke masjid suci (di Mekkah) – di mana pun kamu berada, putar wajahmu ke arah itu.”

Baca Juga: Profil Dinan Fajrina, Istri Doni Salmanan yang akan Diperiksa Bareskrim Polri Hari Ini, Senin 14 Maret 2022

Ketika kiblat diubah ke arah Ka’bah, maka menjadi ujian bagi kaum muslimin. Maksud dari ujian tersebut adalah untuk melihat siapa yang benar-benar menaati Allah dan Nabi tercintanya, dan siapa yang tidak setuju dengan perintah tersebut. Allah berfirman dalam Surat Al-Baqarah ayat 143 :

وَكَذَٰلِكَ جَعَلْنَٰكُمْ أُمَّةً وَسَطًا لِّتَكُونُوا۟ شُهَدَآءَ عَلَى ٱلنَّاسِ وَيَكُونَ ٱلرَّسُولُ عَلَيْكُمْ شَهِيدًا ۗ وَمَا جَعَلْنَا ٱلْقِبْلَةَ ٱلَّتِى كُنتَ عَلَيْهَآ إِلَّا لِنَعْلَمَ مَن يَتَّبِعُ ٱلرَّسُولَ مِمَّن يَنقَلِبُ عَلَىٰ عَقِبَيْهِ ۚ وَإِن كَانَتْ لَكَبِيرَةً إِلَّا عَلَى ٱلَّذِينَ هَدَى ٱللَّهُ ۗ وَمَا كَانَ ٱللَّهُ لِيُضِيعَ إِيمَٰنَكُمْ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ بِٱلنَّاسِ لَرَءُوفٌ رَّحِيمٌ

“Dan Kami jadikan kiblat (arah shalat menuju Yerusalem) yang biasa kamu hadap, hanya untuk menguji orang-orang yang mengikuti Rasul dari orang-orang yang berbalik. Sungguh ujian yang sulit kecuali orang-orang (yang benar) yang dibimbing oleh Allah.”

Baca Juga: Kabar Duka Datang dari Baby Margaretha, Sang Suami Christian Bradach Meninggal Dunia

Tidak sedikit yang menertawakan Nabi ketika beliau mengubah arah dari Baitul Maqdis ke Ka’bah. Akan tetapi, orang-orang yang benar-benar beriman kepada Allah dan Nabi langsung menaati perintah tersebut dan menghadap ke arah yang diridhoi Nabi. Dalam Sakhih Al-Bukhari, Bara’ bin ‘Azib meriwayatkan:

“Seorang laki-laki shalat bersama Nabi (menghadap Ka`bah) dan keluar. Ia melihat beberapa orang Anshar sedang shalat Ashar menghadap ke Baitul-Maqdis, ia berkata, “Saya bersaksi bahwa saya shalat bersama Rasulullah SAW. menghadap Ka’bah.” Maka semua orang menoleh ke arah Ka’bah.”

Sebelum berpidah ke arah Ka’bah, Baitul Maqdis adalah kiblat yang ditetapkan sebelumnya oleh Allah SWT. Di Baitul Maqdis pula Nabi Muhammad mengalami peristiwa Isra Mi’raj, setelah beliau melakukan perjalanan dari Mekah pada malam yang sama. Sesudah peristiwa tersebut, shalat lima waktu ditetapkan bagi umat Islam dan menjadi wajib.

Baca Juga: Hari Ini, Istri dan Manajer Doni Salmanan Diperiksa Bareskrim Polri, Akankah Dinan Fajrina Hadir?

Sejak itu, Rasulullah dan umat Islam sholat menghadap Baitul Maqdis selama sekitar tujuh belas bulan. Dalam Sahih Bukhari, Al-Bara bin ‘Azib r.a. menceritakan, “Kami shalat bersama Nabi Muhammad SAW menghadap Al-Quds (Yerusalem) selama 16 atau 17 bulan. Kemudian Allah memerintahkannya untuk menghadapkan wajahnya ke arah Ka’bah (di Makkah).”

Alasan mengapa kiblat diubah adalah karena Nabi Muhammad SAW selalu mendambakan agar kiblat diubah ke arah Ka’bah. Hal ini ditegaskan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Bara’ Ibn ‘Azib dalam Sahih Al-Bukhari, “Dia (Nabi Muhammad SAW.) sholat menghadap Baitul-Maqdis selama enam belas atau tujuh belas bulan tetapi dia berharap bisa sholat menghadap Ka’bah (di Makkah)”

Ketika Nabi masih berada di Mekah, beliau selalu berdiri di sebelah selatan Ka’bah saat shalat sehingga beliau bisa menghadap Ka’bah dan Masjid Al-Aqsha. Hal ini semakin menegaskan bagaimana Nabi mengungkapkan kecintaannya terhadap Ka’bah sebagai kiblat. Meskipun Nabi ingin kiblat diubah ke Ka’bah, namun tidak mengucapkan sepatah kata pun dan terus mematuhi perintah Allah.

Baca Juga: 4 Sumber Kekayaan Juragan 99 atau Gilang Widya Pramana Crazy Rich Asal Malang, Ini Deretan Bisnisnya

Ka’bah adalah rumah ibadah suci pertama yang pernah dibangun untuk umat manusia. Didirikan oleh Nabi Adam AS, dan dibesarkan kemudian oleh Nabi Ibrahim AS dan putranya, Nabi Ismail AS. Hal ini dinyatakan dalam Al-Qur’an Surat Ali-Imran ayat 96:

إِنَّ أَوَّلَ بَيْتٍ وُضِعَ لِلنَّاسِ لَلَّذِى بِبَكَّةَ مُبَارَكًا وَهُدًى لِّلْعَٰلَمِينَ

“Sesungguhnya rumah pertama yang ditunjuk untuk laki-laki adalah yang di Bakkah (Mekkah), diberkati dan menjadi petunjuk bagi bangsa-bangsa.”

Menghormati Ka’bah juga telah menjadi tradisi orang Arab bahkan selama era Pra-Islam. Mereka mewarisinya dari nenek moyang mereka yang dapat ditelusuri kembali ke Nabi Ismail dan Nabi Ibrahim AS.***

Rekomendasi