

inNalar.com – Teks khutbah Jumat berikut ini menjelaskan tentang kesabaran ketika seorang muslim ditimpa musibah.
Khutbah Jumat ini cocok bagi kita yang perlu kesabaran dan hati yang lapang di tengah ditimpa musibah yang menerpa.
Ketika musibah datang mendera, seorang muslim perlu bekal kesabaran yang luas supaya akal dan hatinya tetap kuat di tengah kesulitan.
Dengan isi teks khutbah Jumat ini, khatib mengajak jamaah sholat Jumat untuk senantiasa menanam kesabaran di dalam diri agar tidak gelap mata ketika mengalami musibah.
Oleh karena itu khutbah Jumat ini sangat direkomendasikan untuk disampaikan agar setiap diri seorang muslim selalu memiliki kesabaran yang luas dalam menghadapi segala situasi sekalipun tidak terkena musibah.
Ini karena dengan kesabaran, seorang muslim dapat bertahan di tengah musibah maupun kesulitan lain yang sedang menimpa.
Baca Juga: Syekh Ali Jaber Berikan Manfaat dan Keutamaan Membaca Surat Al Fatihah dan Cara Mengamalkannya
Khutbah Jumat ini juga perlu disampaikan bagi kaum muslimin dan muslimat agar selalu bersikap wajar dan tidak kalap ketika kondisi tidak baik-baik saja.
Melalui khutbah Jumat ini khatib mengajak jamaah sholat Jumat untuk selalu meningkatkan kesabaran dan ikhlas menerima takdir Allah apabila musibah datang.
Lihat teks khutbah Jumat terbaru tentang pentingnya kesabaran bagi seorang muslim ketika ditimpa musibah.
Khutbah I
اَلْحَمْدُ للهِ حَمْداً يُوَافِي نِعَمَهُ وَيُكَافِئُ مَزِيْدَه، يَا رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ كَمَا يَنْبَغِي لِجَلَالِ وَجْهِكَ الْكَرِيْمِ وَلِعَظِيْمِ سُلْطَانِك. سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ لَا أُحْصِي ثَنَاءً عَلَيْكَ أَنْتَ كَمَا أَثْنَيْتَ عَلَى نَفْسِك. وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلهَ إِلَّا الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَه، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَصَفِيُّهُ وَخَلِيْلُه. خَيْرَ نَبِيٍّ أَرْسَلَه. أَرْسَلَهُ اللهُ إِلَى الْعَالَمِ كُلِّهِ بَشِيرْاً وَنَذِيْراً. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَاةً وَسَلَاماً دَائِمَيْنِ مُتَلَازِمَيْنِ إِلَى يَوْمِ الدِّيْن. أَمَّا بَعْدُ فَإنِّي أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ الْقَائِلِ فِي كِتَابِهِ الْقُرْآنِ: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اصْبِرُوا وَصَابِرُوا وَرَابِطُوا وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah
Dalam mengawali khutbah Jumat di siang hari yang penuh kerahmatan ini, khatib mengajak seluruh jamaah sekalian dan diri khatib pribadi, untuk senantiasa meningkatkan ketakwaan kepada Allah. Takwa dalam makna selalu melaksanakan segala perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.
Dengan ketakwaan yang terwujud dalam diri dan perilaku kita, niscaya Allah akan berikan kita selalu kemudahan dan jalan keluar dari setiap permasalahan hidup yang menimpa, dan Allah akan datangkan rezeki dengan cara yang tidak pernah disangka sebelumnya.
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah
Akhir-akhir ini kita banyak mendengar, bahkan mungkin ada yang mengalami langsung bencana serta fenomena alam yang terjadi. Seperti gempa bumi yang terjadi beberapa waktu lalu di sejumlah daerah, itu cukup menimbulkan kekhawatiran dalam diri kita.
Korban-korban akibat gempa bumi insya Allah wafat khusnul khatimah dan Allah tempatkan di tempat tertinggi di sisi-Nya.
Sebagai saudara sesama manusia, sudah sepatutnya kita mengulurkan bantuan kepada saudara-saudara kita. Kendati tidak saling mengenal, tetapi pada hakikatnya kita adalah saudara dalam kemanusiaan, saudara dalam agama, dan saudara dalam bernegara.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda,
“Orang mukmin terhadap mukmin lainnya bagaikan satu bangunan, satu sama lainnya saling kuat-menguatkan.”
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah
Selain mengulurkan bantuan berupa tenaga dan harta, kita juga perlu mendoakan saudara-saudara kita yang tertimpa musibah agar senantiasa diberikan kesabaran dan kekuatan.
Sifat sabar sangat penting keberadaannya dalam diri seorang muslim. Karena tanpa kesabaran, saat seseorang ditimpa musibah atau kesulitan, ia akan cenderung menyalahkan Allah atas takdir yang diterimanya. Meski sejatinya rasa kesedihan yang mendalam adalah sifat manusiawi.
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah
Sifat sabar dalam menghadapi musibah sejatinya merupakan cerminan seorang mukmin. Kesabaran adalah cerminan dari hati yang tulus seorang mukmin dalam beriman kepada Allah subhanahu wa ta’ala.
Pasalnya apabila seorang hamba sudah benar-benar ikhlas dan rida terhadap segala takdir dan ketentuan yang Allah berikan, maka baik dan buruk yang dialaminya akan diterima dengan kesabaran dan menyadari bahwa semuanya merupakan suratan takdir.
Sebagaimana pernah disampaikan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda:
عن أبي سعيد الخدري -رضي الله عنه-، عن النبي -صلى الله عليه وسلم- أنّه قال: (ما يُصِيبُ المُؤْمِنَ مِن وصَبٍ، ولا نَصَبٍ، ولا سَقَمٍ، ولا حَزَنٍ حتَّى الهَمِّ يُهَمُّهُ، إلَّا كُفِّرَ به مِن سَيِّئاتِهِ). رواه مسلم
Artinya: “Tidaklah seorang muslim tertimpa suatu kelelahan, atau penyakit, atau kekhawatiran, atau kesedihan, atau gangguan, bahkan duri yang melukainya melainkan Allah akan menghapus kesalahan-kesalahannya karenanya” (Hadits riwayat Imam Muslim).
Jamaah yang dirahmati Allah, dari hadits yang dibacakan tadi, kita dapat mengambil faedah bahwa kesabaran seorang mukmin terhadap sesuatu yang tidak menyenangkan akan diberikan ganjaran oleh Allah subhanahu wa ta’ala dengan dihapuskannya dosa-dosa kita.
Dengan jaminan tersebut maka perlu kita sadari bahwa setiap keburukan dalam kacamata manusia, belum tentu itu buruk di sisi Allah. Akan selalu ada balasan dan konsekuensi atas musibah yang kita alami, maka perlu sekali berlatih untuk menghilangkan risau akan nasib yang menimpa.
Dalam hadits lain Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: (إِنَّ عِظَمَ الْجَزَاءِ مَعَ عِظَمِ الْبَلَاءِ وَإِنَّ اللَّهَ إِذَا أَحَبَّ قَوْمًا ابْتَلَاهُمْ فَمَنْ رَضِيَ فَلَهُ الرِّضَا وَمَنْ سَخِطَ فَلَهُ السُّخْطُ
Diriwayatkan dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Sesungguhnya besarnya pahala itu sesuai dengan besarnya cobaan. Dan sesungguhnya apabila Allah mencintai sebuah kaum niscaya Allah akan memberikan cobaan kepada mereka. Maka siapa pun yang rida, maka Allah akan rida kepadanya. Dan siapa pun yang tidak rida, maka Allah pun tidak akan rida kepadanya.” (Hadits riwayat Imam al-Tirmidzi).
لَا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا ۚ
Artinya: “Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.” (QS Al-Baqarah : 286).
Dari ayat tersebut, seorang mukmin harus yakin bahwa musibah merupakan ujian yang datang tidak akan melewati kesanggupannya. Sehingga tetaplah optimis bahwa pertolongan akan datang kepada kita seiring dengan musibah dan kesulitan menghampiri kita.
Tetaplah menjadi pribadi yang bijaksana meski merasakan ujian yang sangat berat. Ingatlah selalu bahwa Allah akan selalu bersama dengan hamba-Nya dalam keadaan apapun. Rahmat Allah subhanahu wa ta’ala akan selalu tercurah kepada kita, sebab sungguh Dia Sang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
بَارَكَ الله لِي وَلَكُمْ فِي اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنْ آيَةِ وَذِكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا فَأسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْم
Khutbah II
الْحَمْدُ لِلَّهِ وَ الْحَمْدُ لِلَّهِ ثُمَّ الْحَمْدُ لِلَّهِ. أَشْهَدُ أنْ لآ إلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الَّذِيْ لَا نَبِيّ بعدَهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ القِيَامَةِ أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا النَّاسُ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. فَقَالَ اللهُ تَعَالَى: إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يٰأَ يُّها الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدَنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِ سَيِّدَنَا مُحَمَّدٍ. اللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ، اَلْأَحْياءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ والقُرُوْنَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتَنِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا إِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عامَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ اللَّهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ وَأَرِنَا الْبَاطِلَ بَاطِلًا وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. وَاَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ عٍبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتاءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشاءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ، وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ، وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ، وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ
Demikianlah khutbah Jumat terbaru tentang pentingnya kesabaran bagi seorang mukmin ketika ditimpa musibah.*