

inNalar.com – Simak khutbah Jumat singkat edisi 16 Desember 2022 mengenai anak investasi dunia akhirat.
Pada khutbah Jumat ini edisi 16 Desember 2022 ini materi mengenai anak investasi dunia akhirat yang menarik untuk dibahas.
Di dalam khutbah Jumat edisi 16 Desember 2022 ini singkat dan jelas, sehingga memudahkan dalam penyampaiannya.
Melalui khutbah Jumat ini secara singkat kita akan dijelaskan bagaimana mengenai anak investasi dunia akhirat nya kedua orang tua.
Sudah semestinya mengenai anak investasi dunia akhirat disampaikan dalam khutbah Jumat sebagai pengetahuan untuk orang tua.
Meskipun khubat Jumat ini singkat namun makna yang diambil sangat mendalam.
Sebaiknya dipahami dulu konsep khutbah Jumat ini agar tidak salah ketika akan disampaikan kepada pendengar.
Baca Juga: Rating Alchemy of Souls Season 2 Naik Signifikan pada Episode 2, Kalahkan Rating Reborn Rich?
Secara khusus refrensi khutbah Jumat singkat ini bertema mengenai anak investasi dunia akhirat dikutip dari inNalar.com dari tebuireng.online.
Kita selalu tertarik melakukan investasi harta agar selalu berkembang dan menghasilkan. Tetapi jangan sampai lupa kita mengusahakan investasi akhirat, seperti yang dijelaskan dalam hadis yang diriwayatkan dari Abu Hurairah:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَ: ” إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَنْهُ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثَةٍ: إِلَّا مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ، أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ، أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ “
Artinya: Diriwayatkan dari Abi Hurairah r.a, sesungguhnya Rasulullah Sallallahu alaihi wasallam bersabda: “Ketika seseorang meninggal dunia, amalannya terputus, kecuali dengan tiga hal, yaitu: “sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak saleh yang mendoakan orang tuanya” .
Hadis ini menjelaskan bahwasanya tiga hal tersebut, akan menjadi investasi akhirat yang menyebabkan kebaikan (pahala) akan terus menerus didapatkan seseorang meski ia telah meninggalkan dunia ini.
Apabila ia telah melaksanakan sedekah jariyah –seperti berupa menyumbangkan uang untuk pembangunan masjid, memfasilitasi pendidikan– yang ia lakukan Ketika masa hidupnya, memiliki warisan ilmu yang bermanfaat –baik melalui pengajaran, atau karya tulis-, serta memiliki anak soleh yang mendoakannya
Nah, pembahasan anak saleh ini penting, sebab selain investasi akhirat berupa pahala yang terus mengalir, pun orang tua akan dimintai pertanggung jawaban atas anaknya, sebelum pertanggung jawaban atas orang tuanya.
Ibnul Qayyim menjelaskan barangsiapa yang menyia-nyiakan dan tidak mendidik anak-anaknya, berarti telah melakukan hal yang buruk.
Saleh yang dimaksud di sini, baik soleh ritual – yakni dengan mendidik anak menjadi insan yang beriman dengan melaksanakan segala perintah dan menjauhi segala larangan Allah -, maupun soleh sosial – yakni dengan menjadi manusia yang bermanfaat bagi sesamanya-, dimana keduanya merupakan tugas manusia sebagai khalifah fi al-ardh. Hal ini penting dilakukan sebab, tentunya lebih sulit dari sekedar hanya menyisihkan uang.
Baca Juga: Ngeri! Ada Jari Manusia dalam Sayur Lodeh, Warga NTT Dibuat Terkejut saat Ingin Menyantapnya
Ikhtiar agar anak menjadi soleh, dimulai dari perilaku sehari-hari kita sebagai orang tuanya. Sebagai contoh, ketika seseorang istikamah membaca Al-Quran, maka sifat baik tersebut akan menempel pada DNA (Deoxyribo Neucleik Acid) yaitu materi genetic.
Sebuah molekul yang akan menjadi cetak biru kehidupan, di mana ketika ia nanti memiliki keturunan, karakteristik baik tersebut akan menurun kepada keturunannya.
Kemudian, tak hanya dari masa muda orang tua, ikhtiar juga dilakukan dalam proses pernikahan orang tua, baru berlanjut pada diri dan kehidupan si anak di masa kecilnya.
Sebelum ia melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi, bersama guru dan teman-temannya.
Poin-poin tersebut dirangkum dalam 12 tips berikut:
باَرَكَ اللهُ لِكُلٍّ مِنَّا فِيْ صَاحِبِهِ.اَللّهُمَّ إنِيِ ْأَسْأَلُكَ خَيْرَهَا وَخَيْرَ مَا جُبِلَتْ عَلَيْهِ وَأَعُوْذُ مِنْ شَرِّ هَا وَشَرِّ مَا جُبِلَتْ عَلَيْهِ.
بِسْمِ اللهِ، اللَّهُمَّ جَنِّبْنَا الشَيْطَانَ، وَ جَنِّبِ الشَيْطَانَ مَا رَزَقْتَنَا.
Singkatnya, keberadaan anak saleh sebagai salah satu nikmat terbesar, sekaligus investasi akhirat yang paling menguntungkan dalam kehidupan seseorang.
Hal ini dilakukan dengan cara membentuk dan mendukung anak-anak, agar menjadi pribadi yang soleh.
Perlu dilakukan ikhtiar sedini mungkin dengan segala kebaikan yang dapat dilakukan. Sebelum kemudian anak-anak menginjak dunia pendidikan yang lebih tinggi.