

inNalar.com – Penyerangan yang dilakukan oleh tentara Israel masih terus berlanjut, dan kini kian menyerang beberapa bagian unit kesehatan.
Pelanggaran demi pelanggaran juga masih terus dilakukan oleh Israel dalam peperangan terhadap Palestina.
Mulai dari penyerangan masyarakat sipil, para wanita, anak-anak tak bersalah, hingga tenaga medis dan beberapa akses rumah sakit.
Baca Juga: Heboh! Shani dan Melody Pandu Langsung Shopee Live Streaming Grand Launching JKT48 Official Store
Dilansir inNalar.com dari akun twitter al-quds, penyerangan Israel di kompleks medis masih terus dilakukan.
Seperti pada kompleks Medis Syifa, Israel telah menargetkan panel surya di gedung utama, sehingga mengganggu pasokan energi vital daerah tersebut.
Tak hanya itu, rumah sakit Indonesia yang menjadi terbesar kedua di Gaza juga telah mengalami pemadaman listrik setelah kehabisan bahan bakar, akibat blokade yang dilakukan tentara Zionis.
Di sisi lain, jet tempur milik Israel ditemukan telah menargetkan satu-satunya rumah sakit jiwa di jalur Gaza.
Tidak sedikit pula dari ambulans, yang telah dibantai tentara zionis saat perjalanan menuju rumah sakit, untuk dilakukan penyelamatan di jalur Gaza.
Pada tanggal 6 November, Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan bahwa jumlah warga yang telah dibunuh sejak awal kampanye genosida Israel, telah meningkat menjadi 9.770 orang, termasuk didalamnya anak-anak, dan beberapa diantaranya hilang.
Jumlah tersebut hingga kini masih bertambah, seiring penyerangan yang masih juga dilakukan oleh tentara zionis.
Adapun baru-baru ini, diketahui ada setidaknya 100 dokter Israel ikut menandatangani surat terbuka, Agar tentara zionis melakukan pengeboman di rumah sakit Gaza, sebagaimana dijelaskan dalam al-quds.
Awalnya, pihak Quds menerangkan ada 1000 dokter Israel yang melakukan tandatangan surat, namun kemudian Quds melakukan koreksi, dan menyatakan jumlahnya menjadi 100 orang.
Surat yang ditandatangani oleh 100 dokter tersebut, merupakan permintaan pasukan Israel untuk menghancurkan rumah sakit, termasuk yang ada didalamnya, staf kesehatan, korban luka-luka, dan para pejuang gugur.
Terkait hal ini, dokter Palestina di Gaza mengirim pesan kepada segenap kolega dokter Israel tersebut agar tak mengkhianati sumpah.
Diketahui dari twitter Younis Tirawi, para dokter di Gaza yang diwakili oleh dokter Marwan Shafic Al-Hams, direktur rumah sakit Muhammad Yusuf Al Najjar, mengatakan bahwa mereka menyampaikan pesan tersebut merupakan perwakilan dari dokter sedunia.
Sebagaimana seharusnya menjadi duta kedamaian dan penyelamatan nyawa, yang sudah disumpah untuk mengemban amanah.
Dokter Marwan mengungkapkan, apa yang dilakukan oleh dokter di Israel dalam konteks negara zionis tersebut, merupakan sebuah pengkhianatan terhadap profesi medis dan kepercayaan medis yang mulia.
Oleh karena itu, dokter Palestina di Gaza menghimbau bagi seluruh pihak yang memiliki hubungan dengan kedokteran dan kesehatan, atau Organisasi kesehatan Dunia (WHO) untuk meminta pertanggungjawaban pada semua orang yang ingin menghancurkan lingkungan rumah sakit, dan semua yang ada didalamnya.
Marwan juga menyampaikan, agar mencabut lisensi, bagi siapapun yang berhubungan dengan profesi kedokteran, namun tidak merepresentasikannya dengan baik, sebagaimana yang telah dilakukan dokter Israel.
Munculnya kabar ini, membuat beberapa masyarakat Indonesia mengharapkan para dokter RI untuk ikut serta memberikan petisi atau gerakan lainnya, agar dapat membantu para rekan medis di Gaza.***