

inNalar.com – Mohammad Natsir yang berguru kepada Ahmad Hasan (A Hasan) adalah sosok besar di balik lahirnya NKRI atau Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (Dewan Dakwah) juga merupakan lembaga yang didirikan oleh Mohammad Natsir dan sekarang dipimpin oleh Dr. Adian Husaini.
Dr. Adian Husaini menjelaskan dalam sela-sela kunjungannya ke Sumatera barat bahwa Mohammad Natsir dahulu tidak hanya membekali diri dengan pendidikan formal saja.
Mohammad Natsir juga berguru kepada seorang ulama yaitu A Hasan yang menempanya hingga menjadi sosok besar pernah sebagai Perdana Menteri dan mencetuskan NKRI.
Peran pemuda dan mahasiswa penting, karena merupakan masa berproses seseorang sebagaimana Mohammad Natsir sebelum menjadi tokoh yang diperhitungkan.
“Peran pemuda dan mahasiswa penting, sebab mereka adalah pemimpin masa depan” kata Dr. Adian Husaini seperti dikutip inNalar.com dari Antara pada Jumat, 22 Juli 2022.
Pada masa muda para tokoh bangsa selain menuntut ilmu secara formal, juga giat belajar dari alim ulama, membekali diri dengan agama sehingga jiwa dan raga seimbang.
“Para tokoh-tokoh besar di negeri ini mendapatkan didikan dari alim ulama yang kemudian memperkuat karakter kepemimpinannya,” tambah Dr. Adian Husaini lagi.
Termasuk Mohammad Natsir yang belajar kepada A Hasan saat mudanya, sehingga mendapat ilmu dan kemudian mencapai titik diperhitungkan di kancah nasional.
“Mohammad Natsir berguru kepada A Hasan yang kemudian menempanya hingga menjadi tokoh nasional yang tidak sekuler, bahkan mengukir sejarah,” jelas Dr. Adian Husaini.
Sejarah besar yang dicetuskan oleh Mohammad Natsir adalah mengusung mosi integral dimana dengan perantara proses tersebut para pejuang sadar dan memiliki semangat.
Para pendiri bangsa kemudian mendapatkan spirit kembali untuk bersaru dalam bingkai NKRI, untuk menolak setiap jengkal penjajahan di bumi pertiwi.
Ketum Dewan Dakwah tersebut juga berpesan agar para pemuda dan mahasiswa selalu menyertai sikapnya dalam menuntut ilmu dengan niat dan adab yang benar, sehingga berhasil.
Dengan dua kunci itulah sebenarnya para pemuda dan mahasiswa saat ini akan sukses di tengah-tengah masyrakatnya menjadi pemimpin masa depan nantinya.
Dalam membangun Indonesia memerlukan para pemuda yang memiliki akhlak mulia tidak sekedar pintar dan kuat, namun jiwanya lemah hanya mengharap imbalan saja.
Dengan jiwa dan raga yang terbangun seimbang, maka akan muncul orang-orang ihlash dalam perjuangan, sebagaimana para pejuang kemerdekaan dahulu ketika berkorban.
“Apalagi perjuangan tanpa pamrih para pejuang kemerdekaan, lalu menanamkan dalam dirinya rasa tanggungjawab untuk menjaga keutuhan negaranya,” terang Dr. Adian Husaini.***