Kenapa Suasana Hati yang Buruk Bisa Memicu Penyakit? Ternyata Ini Penjelasannya Menurut Ilmu Psikologi

inNalar.com – Emosi manusia merupakan sesuatu yang cuku kompleks. Hingga hal ini memancing perhatian ilmuwan untuk meneliti emosi manusia.

Pada sebuah penelitian yang dilakukan di Finlandia, para ilmuwan menemukan bahwa emosi tidak terbatas pada ekspresi wajah saja.

Emosi bergema di seluruh raga kita sebagai manusia, gema tersebut berada dalam tubuh kita dan terlepas dari hal-hal di luar tubuh kita.

Baca Juga: BRI Raih Dua Penghargaan di The Asian Post Awards 2024: Jadi BUMN dengan Setoran Dividen Terbesar ke Negara

Manusia memiliki tempat untuk setiap emosi mereka. Seperti rasa senang atau kegembiraan yang memicu sensasi aliran energi pada setiap serat otot tubuh kita.

Sebaliknya bila dihadapkan dengan keputusasaan manusia cenderung merasakan mati rasa dengan pikiran yang mengabur.

Adapun emosi berupa ketakutan yang biasanya menimbulkan pergejolakan seperti badai yang tidak stabil di dalam dada dan pikiran kita.

Baca Juga: 5 UMKM Binaan BRI Jajaki Pentas Dunia dalam Event Amazing Indonesia di Jeddah

Dan amarah yang akan menimbulkan perasaan terbakar dan sesak dalam dada yang ingin melonjak keluar. Hingga akhirnya memberikan setruman energi ke kepalan tangan kita.

Adanya tempat masing-masing untuk setiap emosi membuat para ilmuwan merancang peta persebaran emosi untuk membantu mereka memahami setiap emosi manusia.

Otak merupakan organ dengan fungsi mengatur segala hal yang berkaitan dengan tubuh kita, tidak terkecuali dengan emosi.

Baca Juga: Pesanan Kopi di Kafe Cerminkan Kepribadian Seseorang, Kamu Suka Americano atau Cappuccino?

Otak kita akan seolah berbicara kepada seluruh tubuh kita untuk segera bereaksi ketika kita merasakan sesuatu.

Sebagai contoh, ketika kamu berpapasan dengan seekor ular otak akan mengidentifikasi ular tersebut sebagai ancaman lalu memunculkan rasa takut.

Secara otomatis juga tubuhmu juga akan merespon dengan bersiap mengirimkan lebih banyak oksigen kedalam otot-otot jantung sehingga membuatnya berdetak lebih kencang.

Ini menunjukkan adanya hipotesis bahwa ada serangkaian reaksi atau kondisi perubahan pada titik-titik tertentu di tubuh manusia ketika merasakan suatu perasaan.

Sebagai pembuktian dari hipotesis ini, para ilmuwan memberikan satu gambar tubuh yang kosong pada setiap relawan untuk diwarnai pada bagian tubuh tertentu ketika mereka membayangkan sesuatu yang berkaitan erat dengan satu emosi.

Dari setiap hasil gambar tersebut para ilmuwan menemukan adanya pola umum pada setiap perasaan manusia.

Penelitian ini juga menunjukkan bahwa suasana hati dapat mempengaruhi fisik. Seperti orang yang biasa merasakan emosi negatif cenderung akan mudah sakit.

Hal ini dikarenakan ketika perasaan negatif tersebut muncul secara otomatis akan mempengaruhi fungsi kerja tubuh.

Orang yang merasakan perasaan negatif akan membuat hormon-hormon dalam tubuh yang dapat memunculkan rasa semangat berkurang drastis sehingga terjadi perubahan perilaku.

Perubahan perilaku atau kebiasaan ini bahkan hingga meliputi hal-hal sederhana seperti cara bergerak atau berdiri seseorang.

Perubahan ini bila dibiarkan secara terus menerus dan tidak diberikan penanganan dapat berakibat sangat fatal bagi kondisi kesehatan seseorang.***

 

Rekomendasi