Kenali Desa Kepucukan, Sebuah Desa di Dieng yang Dihapus dari Peta Akibat Tragedi Mengerikan


InNalar.com – Dataran Dieng identik dengan panorama alam yang menakjubkan. Namun siapa sangka Dieng menyimpan sebuah tragedi mengerikan.

Sejatinya, Dieng masuk ke dalam kompleks gunung api tua di Jawa Tengah.

Meskipun masuk dalam kompleks gunung api, Dieng yang selama ini lebih dikenal dengan wisata daripada kompleks gunung api tua.

Baca Juga: Sudah Diakui Oleh UNESCO, Ini Dia Desa Adat Terbersih di Dunia Ternyata Ada di Indonesia

Gunung Dieng sejak tahun 1600 sudah menunjukkan aktivitas. Meskipun aktivitas gunung yang terpantau hanya letusan freatik atau hidrotermal yang tidak berbahaya.

Terdapat juga kawah yang sering mengeluarkan gas karbonmonoksida yang beracun.

Terakhir kali keluarnya gas beracun adalah tahun 2022 yang menyebabkan jatuhnya korban jiwa.

Baca Juga: Jadi Desa Tertinggi di Pulau Jawa, Kampung Ini Bak Hidup di Atas Awan: Lokasinya 3 Jam dari Semarang

Namun kejadian yang paling parah terjadi pada 20 Februari 1979 yang menyebabkan 147 orang kehilangan nyawa.

Kejadian itu sering disebut sebagai Tragedi Sinila.

Saat itu, terjadi gempa vulkanik berulang kali selama beberapa hari. Akibatnya, kawah Timbang yang dekat dengan Kawah Sinila mulai menunjukkan aktivitasnya.

Baca Juga: Wow! Ternyata Ada Desa Miliarder di Gresik, Jawa Timur yang Dulunya Daerah Tertinggal

Sebelumnya tidak diketahui ternyata Kawah Timbang mengandung gas hidrogen sulfida yang beracun dengan konsentrasi tinggi.

Setelah kawah menunjukkan aktivitas, hal ini membuat warga Des Kepucukan yang berjarak kurang dari 1 km berusaha menyelamatkan diri.

Ketika itu warga lari menuju arah barat demi menghindari erupsi Kawah Sinila.

Upaya warga menyelamatkan diri terbut menjadi awal mula terjadinya Tragedi Sinila.

Selama upaya menyelamatkan diri, warga Desa Kepucukan banyak menghirup gas beracun dari Kawah Timbang akibat gempa dari kawah Sinila.

Akibatnya sebanyak 147 orang meninggal dunia akibat keracunan gas.

Sejak Tragedi Sinila, Desa Kepucukan dihapus dari peta karena tidak layak huni. Dan warga yang masih bertahan diminta untuk pindah.***(Muhammad Arif)

 

Rekomendasi