Kemenyan Diincar Pasar Global, Tiga Kabupaten di Sumatera Utara Berpotensi Raup Cuan Rp374 Triliun


inNalar.com
– Siapa sangka, ada 3 daerah penghasil komoditas kemenyan di Sumatera Utara yang berpotensi raup penghasilan triliunan. Padahal produk daerahnya sering dikira masyarakat tidak terlalu dilirik.

Kebanyakan masyarakat mengira komoditas ini hanya digunakan dalam berbagai ritual keagamaan tanpa memiliki nilai khusus.

Namun tampaknya sebentar lagi Anda akan berubah pikiran. Pasalnya, suburnya getah pohon Styrax di Sumatera Utara menjadi target peluang investasi hilirisasi baru.

Baca Juga: Kenaikan Gaji Pensiunan PNS Cair 1 Juli 2025 Mau Buat Beli Mobil Baru? Ini Simulasi Cicilan Sesuai Golongan

Jangan salah mengira, tahun 2024 saja negara kita tercatat mengekspor tanaman wewangian ini ke India dengan nilai mencapai 22,38 juta USD.

Vietnam dengan nilai transaksi di angka 7,14 juta USD menjadi negara tujuan ekspor terbanyak kedua mengungguli China yang hanya mengimpor ke Indonesia senilai 4,75 juta USD.

Pada urutan selanjutnya, kemenyan juga dipasok Indonesia ke Bangladesh, Singapura, Arab Saudi, Pakistan, Britania Raya, UEA, dan Malaysia.

Baca Juga: Jawa Barat Akan Dipecah! Ini 5 Provinsi Baru yang Akan Dibentuk

Sebenarnya Sumatera Utara sudah lama menjadi daerah penghasil kemenyan mengingat tumbuhan ini teramat subur di provinsi ini.

Dengan kemampuan produksi 9.431 ton di atas lahan seluas 23.322 hektare, tiga kabupaten Sumut berpotensi meraup keuntungan hingga Rp374 triliun.

Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan bahwa produksi komoditas ini bisa menjadi produk hilirisasi baru bagi Indonesia.

Baca Juga: 7 Daerah dengan Penduduk Miskin Terbanyak di Sulawesi Selatan, Juaranya Adalah Kota Seluas 175 Km² Ini

Tentu hal ini dengan catatan, mata rantai pasokan produksinya dikelola dan diatur dengan baik.

Lantas tiga kabupaten di Sumatera Utara yang mana saja, yang ternyata diam-diam menjadi daerah penghasil kemenyan?

Ketiga kabupaten yang dimaksudkan mencakup Tapanuli Utara, Humbang Hasundutan, dan Pakpak Bharat.

Pada tahun 2023, Tapanuli Utara sendiri berhasil memproduksi 4.289 ton kemenyan.

Selanjutnya, Humbang Hasundutan berhasil memproduksinya sebanyak 3.786 ton dan Pakpak Bharat sebanyak 803 ton.

Getah pohon ini menjadi komoditas unggulan yang berpotensi dapat merajai 80% pasar global.

Baca Juga: Badai PHK Menggila di 2025, Wanita Karir di Jakarta Diam-diam Makin Dilirik Dunia Kerja

Pasalnya, komoditas ini cukup banyak dibutuhkan oleh berbagai pemain industri seperti sektor farmasi, makanan, perusahaan produsen parfum hingga aromaterapi.***