Kementerian Pertanian Rilis Skema Pendapatan Brigade Swasembada Pangan, Bisa Cuan hingga Rp6 Miliar?

inNalar.com – Menteri Pertanian Republik Indonesia, Andi Amran Sulaiman melalui Kementerian Pertanian terus mengajak generasi muda untuk terlibat dalam sektor pertanian melalui program Brigade Swasembada Pangan.

Menteri Pertanian Amran menyatakan bahwa petani milenial memiliki peluang untuk meraih pendapatan sebesar Rp10 juta per bulan atau bahkan lebih.

Jadi, Program Brigade Swasembada Pangan nantinya akan menggunakan skema bagi hasil.

Baca Juga: Tenaga Honorer Harus Tahu Ini, Berikut Panduan Lengkap Pendaftaran PPPK Non-ASN 2024

Adapun sistem pembagian penghasilannya 70:30. 70 persen diperuntukkan bagi brigade, sementara 30 persen dialokasikan untuk pemilik lahannya.

Sebagian pendapatan brigade juga disimpan sebagai modal untuk musim tanam berikutnya, sehingga kegiatan ini dapat berjalan secara berkelanjutan.

Penghitungan ini sangat menguntungkan bagi tiga pihak. Yang pertama ada dari penyedia lahan, karena mereka tidak perlu lagi untuk mengurus semuanya sendiri.

Baca Juga: Kabar Duka Ciamis: Calon Wakil Bupati Yana D Putra Meninggal Dunia Usai Kampanye

Lalu yang kedua ada dari para Brigade Swasembada Pangan, nantinya mereka akan bekerja menggantikan peran petani dari mulai proses penanaman hingga proses panen.

Lalu yang ketiga ada dari negara, jika skema yang sudah direncakan itu berjalan, negara akan memiliki cadangan beras yang berlimpah.

Kabiro Humas dan Informasi Publik Kementerian Pertanian, Moch Arief Cahyono, menjelaskan bahwa estimasi penghasilan tersebut sangat realistis bagi para petani muda yang bergabung dalam brigade.

Baca Juga: Pengambilan Sumpah 253 PNS di Papua Tengah Jadi Momen Bersejarah

Kementerian Pertanian telah melakukan analisis usaha tani secara mendalam untuk memastikan program ini menghasilkan keuntungan yang optimal.

Nantinya, Setiap Brigade yang dibentuk terdiri dari 15 anggota dan bertugas mengelola lahan seluas 200 hektare. Pengelolaan lahan ini dilakukan selama 5 tahun untuk memastikan pendapatan yang maksimal.

Menurut penghitungannya, jika Petani Milenial mampu produksi rerata 5 ton per hektare dan potensi produksinya pun dapat mencapai 1.000 ton gabah kering panen (GKP).

Baca Juga: SELAMAT YA! Guru Honorer Dipastikan Terima Tunjangan Rp2 Juta, Mendikdasmen Jelaskan Detailnya

Jika harga gabah diasumsikan ketika itu adalah Rp6.000 per kilogram, maka diprediksi total pendapatan kotornya sendiri bisa menembus Rp6 miliar.

Nantinya, akan dikurang dengan biaya produksi senilai Rp19 juta untuk setiap satu hektare.

Jadi apabila ada 200 hektare, maka biaya produksinya adalah sekitar Rp3,8 Miliar.

Maka, total biaya bersih yang akan didapat adalah sekitar Rp2,2 Miliar yang akan dibagi kepada pemilik lahan serta para brigade.

Menurut Arief, ini merupakan kesempatan yang besar bagi generasi muda yang ingin bergabung dan mendalami dunia pertanian.

Pendaftaran dapat dilakukan melalui dinas pertanian setempat. Pemerintah bukan hanya memberikan hibah alat dan mesin pertanian (alsintan), tetapi juga menyediakan pendampingan teknis serta benih padi unggul. *** (Muhammad Yusuf Saputra)

Rekomendasi