Kematian Mirna Bukan Karena Sianida? dr Djaja Surya Ungkap Fakta Sebenarnya Kasus Ice Cold Jessica Wongso

inNalar.com – Kasus kopi sianida Jessica Wongso kembali diperbincangkan sekarang ini.

Pasalnya, kasus kopi sianida tersebut diunggah menjadi film dokumenter berjudul Ice Cold: Murder, Coffee and Jessica Wongso oleh platform berbayar.

Masyarakat dan tokoh-tokoh penting di Indonesia turut memberikan suara terkait kasus tersebut, tak terkecuali dr Djaja Surya sebagai saksi.

Baca Juga: Mengenal Hewan Langka Misterius Asal Kalimantan Barat, Benarkah Ada Biawak Tak Bertelinga?

dr Djaja Surya adalah dokter spesialis forensik sekaligus dokter DNA pertama di Indonesia.

Posisinya sebagai dokter yang bertugas mengawetkan jenazah mengantarkannya bertemu dengan jasad Mirna.

dr Djaja menyampaikan kesaksiannya kembali. Ia membantah bahwa penyebab kematian Mirna adalah kopi sianida.

Baca Juga: 1,5 Jam dari Medan, Pasar Tradisional di Deli Serdang Ini Punya Mata Uang Sendiri, Rupiah Tidak Berlaku?

Dilansir inNalar.com dari salah satu video YouTube yang diunggah oleh akun dr Richard Lee, MARS.

dr Djaja menuturkan, jasad Mirna datang ke RS Dharmais untuk diawetkan.

Setelah mendengar kabar bahwa kematian Mirna disebabkan kopi sianida, ia meminta pihak keluarga untuk melakukan autopsi.

Baca Juga: Habiskan Rp1,9 Triliun, Proyek Bendungan di Kupang NTT yang Dapat Aliri Lahan 310 ha Ini Sempat Kena Protes

Sayangnya pihak keluarga menolak dengan tegas. Sehingga, sianida yang diduga sebabkan kematian tidak dapat digali kepastiannya.

dr Djaja menyayangkan hal tersebut. Kasus kematian yang tidak wajar harusnya diselidiki terlebih dahulu.

Untungnya, polisi yang hadir di lokasi turut menyaksikan kejadian tersebut dan mengusahakan autopsi tetap dilakukan meski jenazah Mirna sudah diawetkan.

Benar saja, 3 hari kemudian jasad Mirna diambil dari rumah duka untuk diautopsi di RS Polri oleh dr Slamet Purnomo ahli forensik patologi, bukan dr Djaja.

Hendak diautopsi, ternyata keluarga Mirna menolak lagi sampai beberapa kali sebelum akhirnya setuju jika hanya diambil sampelnya saja.

Dibukalah perut Mirna. Isi lambung, jaringan hati, darah, dan urinnya diambil.

Setelah diperiksa, semuanya negatif sianida kecuali lambung, hanya ada 0,2 miligram saja.

dr Djaja menjelaskan, jika tubuh Mirna sudah kemasukan sianida, seharusnya tidak hanya di lambung saja, melainkan menyebar ke darah, hati, dan urin.

Setelah diperiksa kembali di lab, tidak ada sianida yang menyebar ke anggota tubuh tersebut.***

 

Rekomendasi