

inNalar.com – Proyek IKN atau Ibu Kota Negara masih terus dilaksanakan sampai sekarang.
Proyek IKN dibangun di Provinsi Kalimantan Timur. Proyek ini dimulai pada tahun 2022 dengan dana investasi yang tidak sedikit.
Proyek IKN ini adalah proyek besar yang tentunya akan memerlukan waktu lama untuk dapat diselesaikan, salah satunya proyek Kawasan Industri.
Dalam pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) ini tentunya meliputi banyak proyek lain yang tidak sedikit jumlahnya.
Salah satunya adalah proyek Kawasan Industri Hijau di Tanah Kuning-Mangkupadi, Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara.
Kawasan Industri Hijau ini merupakan sebuah proyek raksasa dengan luas lahan sekitar 13.000 hektar.
Dengan luas tersebut, Kawasan Industri Hijau IKN ini digadang-gadang aan menjadi yang terbesar di dunia.
Proyek besar ini dikelola oleh tiga perusahaan sekaligus.
Ketiga perusahaan tersebut adalah PT Kalimantan Industrial Park Indonesia (KIPI), PT Indonesia Strategis Industri (ISI), dan juga PT Kayan Patria Propertindo (KPP).
Kawasan Industri Hijau ini hanya berjarak sekitar 185 km dari IKN.
Pada Kawasan Industri Hijau ini nantinya akan dibangun industri EV baterai.
Selain itu, di kawasan industri ini juga akan dibangun petrochemical atau industri yang berhubungan dengan petrokimia.
Selanjutnya, juga akan dibangun industri aluminium dalam Kawasan Industri Hijau ini.
Tentunya, sesuai dengan namanya, semua industri di Kawasan Industri Hijau ini nantinya akan didukung oleh penggunaan energi hijau, renewable energy, dan hydropower.
Daya listrik yang dibutuhkan oleh industri nantinya akan diperoleh dari PLTA Sungai Mentarang dan Sungai Kayan, Kalimantan Utara.
Selain itu, daya listrik juga akan diperoleh dengan menggunakan solar panel dan bahan bakar gas.
Proyek raksasa Kawasn Industri Hijau ini tentunya membutuhkan biaya yang sangat besar untuk dapat diwujudkan.
Proyek Kawasan Industri Hijau ini mendapat suntikan dana sekitar US $ 132 miliar atau sekitar Rp 2.000 triliun.
Suntikan dana ini merupakan investasi dari beberapa investor dalam negeri maupun luar negeri.
Salah satu investor dalam negeri pada proyek raksasa ini adalah PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR).
Sedangkan investor luar negeri berasal dari China, Amerika Serikat, Uni Emirat Arab, dan Uni Eropa.
Proyek Kawasan Industri Hijau ini dibangun mulai tahun 2021 dan masih berjalan hingga sekarang.***