

inNalar.com – Sejak film dokumenter Ice Cold: Murder, Coffee, and Jessica Wongso dirilis, publik kembali membicarakan kasus kopi sianida tersebut.
Kasus kopi sianida sempat dinobatkan sebagai kasus terpanjang abad ini berakhir dengan penetapan Jessica Wongso sebagai tersangka.
Meski telah ‘dianggap’ berakhir, banyak ahli menyebut tidak ada bukti spesifik yang menimpakan kesalahan pada Jessica Wongso.
dr Djaja Surya Atmadja, dokter spesialis forensik yang pernah dimintai keterangan sebagai saksi menyampaikan kesaksiannya kembali.
dr Djaja Surya Atmaja menyebut tindak autopsi jasad Mirna penuh dengan kejanggalan.
Hal tersebut dijelaskan lebih lanjut di podcast YouTube yang diunggah dr Richard Lee, MARS.
dr Djaja Surya Atmadja merupakan dokter forensik yang berwenang memberi formalin atau mengawetkan mayat di RS Dharmais.
Ia bertemu dengan jasad Mirna dua jam setelah kematiannya.
Pihak keluarga memindahkan Mirna ke RS Dharmais untuk diawetkan sampai 3 hari kedepan menjelang pemakamannya.
Baca Juga: Berburu Kuliner di Mall Sarinah Thamrin Jakarta, Cocok Buat Menikmati Weekend Bareng Keluarga!
Setelah ia mendengar kabar bahwa Mirna mati karena sianida, beberapa hal mulai dipertanyakan dr Djaja sampai dilakukan autopsi.
Kejanggalan yang diungkapkan dr Djaja di antaranya adalah sianida yang hanya ada di lambung saja.
Sianida dengan kadar 0,2 miligram hanya ditemukan pada lambung, tidak menyebar ke darah, hati, dan urin.
dr Djaja janggal, sianida yang sampai membuat orang mati seharusnya tidak hanya di lambung saja, melainkan darah, hati, dan urinnya juga. Sementara jasad Mirna tidak begitu.
Kejanggalan lain ditemukan dr Djaja saat pertama kali bertemu jasad Mirna.
Termasuk ciri orang yang mati karena sianida adalah wajahnya memerah. Sementara wajah Mirna justru biru. ***