

inNalar.com – PT PLN (Persero) menggandeng Konsorsium Sumitomo untuk membangun dan mengembangkan PLTsa Legok Nangka, Bandung Barat, Jawa Barat.
Konsorsium Sumitomo sendiri terdiri dari PT Energi Prima Nusantara (EPN) yang merupakan anak perusahaan PT United Tractors Tbk (UNTR).
Kemudian tergabung pula didalamnya dua perusahaan asal Jepang yakni Hitachi Zosen Corporation dan Sumitomo Corporation.
Komitmen ini dilakukan oleh PLN dengan menandatangani MOU bersama beberapa perusahaan yang tergabung dalam konsorsium tersebut.
Proses penandatangan ini sendiri dilakukan di Tokyo, Jepang yang merupakan kerja sama pembangunan Proyek Energi atas Sampah atau Pembangkit Listrik Tenaga Sampah.
Terlebih, Indonesia dan Jepang sendiri termasuk sebagai bagian dari Asian Zero Emission Community atau AZEC.
Tidak heran jika kedua negara ini cukup menaruh perhatian besar dalam mengurangi emisi karbon secara global sehingga MOU tersebut dapat menjadi bukti komitmennya.
Dengan terbangunnya hubungan bilateral antar dua negara ini tentu diharapkan dapat meningkatkan produktifitas dalam mencapai transisi energi.
Agar nantinya lebih mudah dalam mencapai Net Zero Emissions atau NZE pada tahun 2060 mendatang.
PLTSa Legok Nangka sendiri akan menjadi tempat pengolahan dan pemrosesan akhir sampah atau TPPAS sehingga dipakai sebagai tempat pembuangan sampah dan bahan limbah lainnya.
Terdapat sekitar 6 kabupaten dan kota yang akan melakukan pembuangan sampah tersebut ke tempat ini. Mulai dari:
Diperkirakan per harinya lokasi pembuangan sampah ini dapat menampung limbah hingga sebanyak 2.131 ton.
Tidak hanya itu, dengan jumlah sampah yang cukup besar ini nantinya juga akan dimanfaatkan sebagai bahan bakar PLTSa.
Kemudian akan diterapkan teknologi insinerator yang cukup ramah lingkungan sehingga efektif dalam menghasilkan energi listrik mulai 30 sampai dengan 50 Mega Watt (MW).
Selain itu, kehadiran proyek tersebut juga berpotensi menghasilkan Nilai Ekonomi Karbon atau NEK di bidang energi maupun limbah.
Pasalnya, pengelolaannya dapat mengurangi emisi gas metana di TPPAS tersebut kemudian sampah dan limbahnya dapat dikelola untuk dijadikan energi listrik.
Dengan begitu, sampah dan limbah yang sudah menumpuk di tempat pembuangan ini dapat memiliki potensi NEK yang cukup signifikan.
Terlebih, pihak PLN nantinya juga akan berkontribusi pada program PLTSa lainnya di wilayah berbeda. Mulai dari:
Dengan berjalannya proyek ini tentu diharapkan dapat berjalan maskimal serta bermanfaat bagi masyarakat sekitar.***