Kaki Sampai Diamputasi, Bocah SD di Tambun Jadi Korban Perundungan, Wali Kelas: Bercanda Itu, Udah Biasa!

inNalar.com – Seorang anak SD menjadi korban perundungan hingga kakinya sampai diamputasi.

Korban tersebut adalah anak kelas 6 SD di SDN 09 Jatimulya, Tambun.

Dari informasi yang diperoleh melalui Ibu korban, Fatir Arya Adinata yang baru berusia 12 tahun ini mengalami cedera pada bagian kaki.

Baca Juga: Darurat Pangan! Daerah Yahukimo Provinsi Papua Pegunungan Alami Bencana Kelaparan, 23 Warga Meninggal Dunia

Cedera tersebut terjadi karena adanya perundungan dengan kekerasan fisik pada Februari 2023.

Akibat dari perundungan tersebut Fatir mengalami cedera yang parah pada bagian tulangnya.

Keluarga sudah mengupayakan untuk melakukan pengobatan secara medis, namun tak kunjung sembuh.

Baca Juga: Sadis! Seorang Mertua di Purwodadi Tega Bunuh Menantunya yang Sedang Hamil 8 Bulan, Begini Kronologinya

Makin hari kondisi kaki Fatir semakin memburuk hingga dokter menyampaikan kepada keluarga.

Dari Dokter RS Kanker Dharmais Jakarta mengatakan bahwa harus dilakukan tindakan amputasi di bagian kaki kirinya.

Diana, ibu korban perundungan mengungkapkan bahwa kejadian tersebut terjadi saat Fatir sedang berjalan keluar sekolah bersama temannya.

Baca Juga: Innalillahi, Mahasiswa Unnes Ditemukan Meninggal Setelah Sholat Tahajud dan Wiridan di Masjid Sekayu Semarang

Pada saat sedang berjalan, kaki korban ditendang dari belakang hingga Fatir terperosok dan jatuh.

Hingga membuat luka pada bagian tangan dan memar pada bagian lutut korban.

Bukannya menolak, rekannya malah mengejek dan mentertawakan kondisi Fatir.

Bahkan rekannya mengancam agar korban tidak menceritakan kejadian tersebut ke guru maupun orang tuanya.

Tidak sampai disitu, tindakan perundungan tersebut terus berlanjut dari hari ke hari hingga 3 hari setelah bully itu terjadi, Fatir tidak bisa bangun dari tempat tidur.

Awalnya korban masih menutup-nutupi kondisi tersebut dari orangtuanya, hingga ibunya memaksa untuk mengetahui kondisi anaknya.

Selanjutnya, orang tua korban meminta untuk bertemu dengan orang tua pelaku perundungan terhadap anaknya.

Namun, Sukaemah yang merupakan guru korban mengatakan bahwa bullying tersebut hanyalah bercanda.

Sukaemah mengatakan kalau ejekan ‘ah lu jelek’ ‘ah lu hitam’ sudah biasa untuk siswa kelas 6 SD.

Sukaemah juga menambahkan, mungkin bercandaan tersebut berbeda menurut Fatir.

Informasi tersebut diperoleh melalui postingan dari akun TikTok @Momen Terkini.

Sukaemah yang menjabat sebagai Wakil Kepala Sekolah SDN 09 Jatimulya, Tambur menganggap bahwa hal tersebut adalah bentuk bercanda bukan kekerasan.

Sukaemah selaku wali kelas korban mengaku bahwa dirinya tidak pernah memperoleh laporan terkait perundungan tersebut.***

 

Rekomendasi