Kabupaten di Ujung Jawa Timur Ini Dinobatkan Jadi Daerah Paling Tertinggal 2025, Padahal Bukan Daerah Terpencil

inNalar.com – Tahukah Anda? Provinsi Jawa Timur menduduki peringkat 12 tertinggi dalam Indeks Pembangunan Manusia (IPM) menurut data terbaru Badan Pusat Statistik (BPS).

Dengan skor IPM mencapai 74,09 pada tahun 2024, Jawa Timur masih tertinggal jauh dari Sulawesi Utara dan Bali dalam hal pembangunan manusia.

Meski begitu, angka tersebut naik signifikan dari tahun 2023 yang cuma 73,38 alias naik 0,97 persen.

Baca Juga: Jalan Tol Probolinggo-Banyuwangi Sudah Tersambung Hingga Paiton, Kapan Sampai Situbondo?

Tentunya hal ini menjadi sinyal positif dari segi peningkatan kualitas hidup masyarakat Jawa Timur.

Menariknya, terdapat salah satu kabupaten di Jawa Timur yang tercatat sebagai daerah paling tertinggal di tahun 2025.

Bahkan performanya tidak bisa melampaui Bangkalan, Pamekasan dan Sumenep.

Baca Juga: KABAR BAHAGIA, Menpan RB Rini Widyantini Restui Honorer R4 Diangkat Jadi PPPK Tanpa Perlu Seleksi CAT, Berikut Syarat-Syaratnya

Kabupaten yang dimaksud adalah Kabupaten Sampang, yang terkenal dengan cita rasa khas masakan sate-nya.

Kabupaten Sampang dinobatkan sebagai daerah paling tertinggal di Jawa Timur pada 2025, meski lokasinya tidak bisa disebut daerah terpencil.

Letak geografis daerah ini sebenarnya relatif mudah diakses ketimbang dengan wilayah pegunungan di selatan Jawa Timur atau daerah pesisir timur.

Baca Juga: SELAMAT! Pemerintah RI Resmi Tetapkan Pensiunan PNS Kategori Ini Sebagai Penerima Pesangon Rp 1 Miliar, Anda Termasuk?

Namun rendahnya skor IPM Kabupaten Sampang, yakni hanya 64,65 menunjukkan bahwa ada persoalan mendasar dalam aspek pendidikan kesehatan, dan ekonomi yang belum tersentuh secara optimal.

Sebagai perbandingan, Kabupaten Banyuwangi yang juga berada di ujung timur Jawa Timur justru menunjukkan kinerja yang jauh lebih baik dengan IPM 73,11.

Angka tersebut lebih tinggi dari rata-rata provinsi. Padahal Banyuwangi lebih jauh dari Surabaya dibandingkan Sampang.

Baca Juga: PSI Klaim Jokowi Penuhi Syarat Jadi Nabi, Rocky Gerung: Itu Pendukung yang Kehilangan Akal!

Ketimpangan antara kota dan Kabupaten di Jawa Timur juga terlihat sangat jelas.

Kota Surabaya menempati posisi tertinggi dengan IPM 84,14, disusul Kota Malang (84,06) dan Kota Madiun (83,48).

Sementara itu, sebagian besar kabupaten di kawasan timur dan pulau-pulau terluar cenderung berada di bawah rata-rata provinsi.

Baca Juga: Gaji Pas-Pasan Bukan Halangan! Ini Dia 6 Tips Merdeka Finansial Menurut Kelas Pakar Malaka Project

Fenomena tersebut menunjukkan bahwa pembangunan di Jawa Timur masih berpusat di wilayah perkotaan dan kawasan industri utama.

Kabupaten-kabupaten seperti Sampang, Bangkalan, dan Bondowoso masih mengalami keterlambatan dalam hal pembangunan sumber daya manusia.

Predikat sebagai daerah paling tertinggal di Jawa Timur bisa menjadi cambuk bagi pemerintah daerah dan pusat untuk mempercepat pemerataan pembangunan di Sampang.

Baca Juga: Gaji Pensiunan PNS RESMI CAIR! Begini Cara Autentikasi Taspen Terbaru, Lebih Mudah dan No Geleng-geleng Lagi

Program-program strategis seperti peningkatan kualitas pendidikan dasar, akses layanan kesehatan, dan pemberdayaan ekonomi lokal perlu menjadi prioritas.

Fakta bahwa Sampang menjadi daerah paling tertinggal karena IPM terendah di Jawa Timur menjadi pengingat keras bahwa kemudahan akses geografis tidak serta-merta menjamin kemajuan.

Pemerataan pembangunan manusia masih menjadi pekerjaan rumah besar bagi pemerintah provinsi dan nasional, terutama untuk daerah-daerah yang seringkali luput dari prioritas pembangunan.

Baca Juga: PANAS! PDIP Keras Semprot Fadli Zon soal Tragedi Pemerkosaan Massal Mei 1998: Statement Anda, Melukai Kami Semua

Sebagai catatan: IPM adalah metrik yang digunakan untuk mengukur kualitas hidup masyarakat dalam suatu wilayah. 

Tolak pengukurannya didasarkan pada 3 dimensi utama, yaitu kesehatan, pendidikan dan standar.