

inNalar.com – Presiden Republik Indonesia Joko Widodo melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol yang bertempat di Istana Merdeka, Jakarta pada 8 September 2023.
Diketahui dalam pertemuan tersebut terdapat beberapa proyek investasi yang dibicarakan.
Adapun proyek yang ditawarkan mencakup MRT Jakarta Fase 4, pengembangan LRT Jakarta, serta pengembangan LRT Bali.
Korea Selatan mengharapkan dalam kerjasama infrastruktur MRT fase 4 konstruksi nya dapat dimulai di tahun 2024.
Diketahui PT MRT Jakarta (Perseroda) akan melakukan dorongan skema pembiayaan kerjasama pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) dalam pengembangan MRT Fase 4 ini dan diketahui MRT Fase 4 ini memiliki rute Fatmawati – Kampung Rambutan.
Saat ini pengambangn MRT Fase 4 telah berada di tahap evaluasi studi kelayakan dan perusahan juga telah menerima ketertarikan korea Selatan dalam pengembangan proyek ini.
Diketahui pengambangan MRT Fase 4 membutuhkan dana sekitar Rp17 triliun sampai Rp20 triliun dan dalam hal ini PT MRT membuka sebesar-besarnya pada para investor yang tertarik masuk proyek ini.
Proyek MRT Fase 4 yang akan terbentang dari Fatmawati sampai Kampung Rambutan memiliki panjang sekitar 10,9 km dan nantinya rute tersebut akan mempunyai 10 stasiun pemberhentian.
Stasiun Pemberhentian tersebut akan berada di bawah tanah atau fully underground. Diharapkan Proyek MRT Fase 4 ini akan memasuki fase groundbreaking Pada tahun 2024.
Selain itu dibahas pula investasi LG dan Mitra di Indonesia agar dapat merealisasikan investasi sebesar US$ 9,8 miliar.
Terdapat pula pembahasan kerjasama dengan pihak korea Selatan dalam Pembangunan pabrik katoda yang dilakukan di Batam .
Pabrik Katoda di Batam yang melibatkan BUMN Indonesia disampaikan agar melibatkan pengusaha daerah.
Selain itu untuk mendukung kerja sama terkait kendaraan listrik Presiden Jokowi juga mengundang partisipasi Korea Development Bank
Dalam pertemuan tersebut terdapat beberapa perjanjian yang ditandatangani yaitu, dibidang e-mobility, agricultural machinery, halal cooperation dan industrial cooperation
Diketahui pertemuan itu tidak hanya membahas percepatan Pembangunan baterai kendaraan listrik melainkan juga membahas kegiatan ekspor impor yang menjadi kendala.***