

inNalar.com – Pada hari kamis, 7 Maret 2024 Presiden AS Joe Biden mengumumkan bahwa militer AS akan mendirikan pelabuhan sementara di pantai Mediterania Gaza.
Hal tersebut dilakukan untuk memfasilitasi pengiriman bantuan kemanusiaan melalui laut.
Operasi tersebut akan dilanjutkan tanpa mengerahkan personel militer AS di Gaza.
Baca Juga: Butuh Ide Masakan Takjil? Ini Dia Resep Martabak Telur Anti Gagal, Dijamin Praktis dan Mudah
Pengumuman tersebut muncul ketika Biden berupaya meredakan ketidakpuasan di dalam Partai Demokrat.
Sebelum adanya pengumuman tersebut, diketahui negosiasi untuk gencatan senjata selama enam minggu dan pembebasan sandera telah terhambat.
Hal itu dikarenakan keengganan Hamas untuk melepaskan tawanan yang sakit dan lanjut usia.
Baca Juga: Cuma Pakai 3 Bahan Saja, Begini Resep Camilan Sehat Frozen Yoghurt yang Praktis dan Enak
Hamas sendiri mengaitkan kebuntuan ini dengan penolakan Israel untuk menghentikan serangannya dan menarik pasukannya.
Dilansir inNalar.com dari amu.tv, arahan Biden untuk membangun pelabuhan sementara sejalan dengan peringatan PBB tentang potensi kelaparan yang berdampak pada 2,3 juta penduduk Gaza.
Pertempuran militer yang intens, yang diprakarsai oleh serangan Hamas pada 7 Oktober, telah menyebabkan kehancuran dan pengungsian yang signifikan di Gaza.
Sementara itu, Israel mengaitkan kematian 1.200 orang dan penculikan 253 sandera dengan serangan Hamas.
Sebaliknya, Joe Biden menyatakan bahwa lebih dari 30.000 warga Palestina telah terbunuh, dan mengklarifikasi bahwa kebanyakan dari mereka bukan Hamas.
Biden juga menyoroti hilangnya banyak perempuan dan anak-anak yang tidak bersalah.
Hingga kini, lebih dari 30.700 warga Palestina telah terbunuh.
Sementara itu, lebih dari 72.000 lainnya terluka akibat serangan Israel.
Israel juga memberlakukan blokade yang melumpuhkan Jalur Gaza, menyebabkan penduduknya, khususnya penduduk Gaza utara, berada di ambang kelaparan.***