Jembatan di Jawa Barat Ini Dibangun di Atas Sungai Citarum, Benarkah Habiskan Anggaran Rp 85 Miliar?
inNalar.com – Infrastruktur jembatan merupakan salah satu akses penting untuk mobilisasi masyarakat yang berlalu-lalang.
Daerah Jawa Barat memiliki beberapa jembatan yang membentang diatas aliran Sungai Citarum.
Jembatang Citarum dibuat untuk penghubung antar dua daerah yang terhalang aliran Sungai Citarum.
Baca Juga: Deretan Grup K-Pop yang Jadi Brand Ambassador Produk Indonesia, Berapa Biaya Agar Bisa Kolaborasi?
Terdapat satu jembatan Citarum di Jawa Barat sebagai jembatan terpanjang diatas Daerah Aliran Sungai Citarum.
Jembatan yang dimaksud merupakan jembatan dengan perbatasan Karawang-Bekasi, yang menghubungkan Kecamatan Pebayuran, dan Kecamatan Rengasdengklok, Bekasi.
Peresmian jembatan Citarum Karawang-Bekasi diresmikan pada 12 Februari 2020 oleh Bupati Bekasi dan Karawang.
Baca Juga: 10 Fakta Unik yang Hanya Ada di Aceh: Adanya Peraturan Cambuk hingga Wanita dengan Mahar Termahal
Memiliki panjang 1.217,5 meter menjadikan jembatan ini yang terpanjang membentang diatas Sungai Citarum, menghubungkan antara Karawang-Bekasi.
Dibangun selama tiga tahun yang memakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Bekasi Rp 22 miliar dan APBD Karawang 39 miliar, dan juga bantuan dari APBD Jawa Barat.
Berdasarkan data dari laman bpdb.bekasi.go.id, anggaran yang dihabiskan dalam pembangunan jembatan Citarum ini sebesar Rp. 85 miliar.
Dibangun dengan gotong-royong antar Pemerintah Kabupaten Bekasi dan Karawang, serta dari Pemprov Jawa Barat.
Warga sekitar menyebut jembatan ini dengan Jembatan Citarum Hilir, atau jembatan Kadunggedeh.
Karena Jembatan Citarum Hilir ini berada di antara Stasiun Kedunggedeh dan Stasiun Karawang.
Dibangunnya Jembatan Citarum di daerah ini sebagai bentuk penghormatan kepada para pahlawan terdahulu.
Dimana sejarah proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia dimulai dari kota Rengasdengklok, Bekasi.
Kabupaten Bekasi juga mempunyai kedekatan yang erat dengan Karawang, sebagaimana yang diabadikan oleh Chairil Anwar dalam puisinya yang berjudul Karawang-Bekasi. ***
Rekomendasi
