

inNalar.com – Konflik antara Israel dengan Hamas belum ada tanda-tanda akan berakhir.
Sementara itu, konflik antara Israel dengan Hamas di Gaza telah merenggut lebih dari 10.000 nyawa.
Jumlah korban dari adanya konflik antara Israel dengan Hamas di Gaza ini kebanyakan adalah anak-anak dan wanita.
Baca Juga: Progres Meningkat, Holding Ultra Mikro BRI-Pegadaian-PNM Jaring 8,4 Juta Nasabah Baru hingga 2024
Baru-baru ini beredar kabar mengenai tuduhan Israel yang mengatakan bahwa terdapat terowongan bawah tanah di Rumah Sakit Al Shifa.
Militer Israel mengatakan bahwa temuan terowongan tersebut membentang 55 meter di bawah kompleks yang dilanda perang tempat tentara melakukan operasi besar.
Tak hanya itu, lokasi terowongan sepanjang 55 meter tersebut berada di kedalaman 10 meter di bawah kompleks Rumah Sakit Al Shifa.
Baca Juga: Bikin Nyesek! Viral Seorang Anak Ingin Temani Ibunya Tidur di Dalam Jeruji Besi, Alasannya…
Namun, pihak Gaza dan Rumah Sakit Al Shifa membantah tuduhan Israel tersebut sebagaimana dikutip dari New Indian Express.
Mounir El Barsh selaku direktur kementerian kesehatan Gaza mengungkapkan bahwa pernyataan Israel adalah sepenuhnya kebohongan.
El Barsh mengatakan bahwa militer Israel telah berada di rumah sakit selama 8 hari dan tidak menemukan apapun.
Baca Juga: Fantastis! CPNS DKI Jakarta Wajib Tahu, Segini Tunjangan TTP PNS di Ibu Kota, Jumlahnya Capai…
Selama 8 hari, militer Israel mengepung Rumah Sakit Al Shifa yang diketahui telah berhenti beroperasi karana tidak memiliki air, makanan, dan listrik.
Kemudian, Israel kembali menuduh Hamas telah membunuh satu tentaranya di dalam Al-Shifa.
Selain itu, Israel mengaku pihaknya telah menyandera dua warga negara asing yakni seorang dari Nepal dan Thailand.
Pada hari sabtu, 18 November, seorang pejabat kementerian kesehatan di jalur Gaza yang dikuasai Hamas mengaku bahwa terdapat lebih dari 80 orang tewas.
Hal tersebut dikarenakan 2 serangan Israel di kamp pengungsi Jabalia.
Hingga kini, total korban sejak serangan Israel pada 7 Oktober telah menewaskan sedikitnya 13.000 orang.
Sebagian besar dari jumlah nyawa yang melayang di Gaza akibat serangan dari Israel tersebut adalah warga sipil, termasuk wanita dan anak-anak.***